Alhamdulillah, tidak lama lagi (jika Allah masih memberi umur) kita akan menjumpai bulan suci ramadhan, bulan yang kita nanti-nantikan.
Seperti yang telah saya lakukan dalam beberapa tahun terakhir, saya mencoba menghitung dengan kemampuan saya yang terbatas, dengan jurus yang sama seperti tahun lalu dan sebelumnya lagi (belum nambah ilmu nih)
Dari kalender bulan dari NASA, ijtimak atau konjungsi bulan pada tahun ini:
Ramadhan --> Tanggal 30-08-2008: 19:58 UTC (31-08-2008 02:58 WIB )
Syawal ------> Tanggal 29-09-2008: 08:12 UTC (29-09-2008 15:01 WIB)
Dari data diatas tebakan saya mayoritas ormas atau lembaga berwenang akan seragam dalam menentukan awal ramadhan. Megapa? Karena data menunjukkan jarak antara konjungsi dengan terbenam matahari terpaut cukup lama( 21 jam untuk WIB dan 23 Jam untuk WIT). Semakin lama jarak konjungsi dan terbenam matari, semakin jauh jarak sudut antara matahari dan bulan sehingga kemungkinan besar Hilal pasti terlihat pada sore hari tanggal 31 Agustus 2008. Dengan demikian umat islam akan memulai ibadah shaum ramadhan mulai tanggal 1 september 2008.
Berbeda untuk penentuan akhir ramadhan. Ijtima' tarjadi hanya sekitar 3 jam sebelum matahari terbenam untuk wilayah Indonsia Barat, dan 1 jam untuk wilayah indonesia timur. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, situasi ini menyebabkan hilal (walaupun diatas ufuk) kecil kemungkinan bisa dilihat mata. Karenanya ada potensi perbedaan tanggal untuk penentuan 1 syawal di masyarakat. Bisa jadi sebagian masyarakat berpuasa selama 29 hari, namun ada yang menggenapkan 30 hari. Sebagai perbandingan, tahun 2007 lalu jarak konjungsi dengan terbenam matahari adalah 5 jam. Saat itu Pemerintah memutuskan 1 syawal jatuh esok lusa, sementara Muhammadiah memutuskan esok hari.
Pada uraian di atas saya hanya memperhitungkan faktur jarak waktu antara konjungsi dengan matahari terbenam. walapun tidak akurat karena banyak faktor lain yang harus dipertimbangkan seperti ketinggian, fase dan sudut elongasi terhadap matahari (dan kebetulan sekarang ini bukan fokus oprekan saya), mungkin ini kriteria yang paling mudah dipahami oleh masyarakat awam. Saya akan coba jelaskan sedikit dengan bahasa yang sederhana.
Jika pada saat konjungsi jarak matahari-bulan nol derajat, maka setelah itu pelan-pelan bulan mulai berjarak terhadap matahari. Semakin lama semakin jauh. Oleh karena itu, ketinggian bulan (saat matahari terbenam) tergantung sudah berapa lama konjungsi terjadi dimana semakin lama, semakin tinggi. yang paling mudah adalah jika konjungsi terjadi lebih dari 7 jam saat matahari terbenam, hampir bisa dipastikan hilal dapat terlihat. Namun jika konjungsi terjadi kurang dari 7 jam sebelum matahari terbenam, maka kemungkinan besar hilal sulit dilihat, dan para ahli hisab mungkin akan berselisih karena kriteria hilal di saat kritis tersebut sampai saat ini ada banyak versi dan masih diperdebatkan.
Jadi, kalau ada perbedaan lagi, pilih yang mana? Buka mata, buka pikiran, putuskan dengan ilmu dan yakinkan dengan iman. insya Allah, posting ini akan saya update dengan link dari artikel lain yang bermanfaat.
Oyah hampir lupa. selamat menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan.
Seputar Rukyah dan hilal
Artikel di Blog Mutoha
Kriteria Said Jenie tentang Hilal
Situs Rukyat-Hilal Indonesia
Seputar Awal Ramadhan/Syawal 1429H
Tampilkan postingan dengan label astro. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label astro. Tampilkan semua postingan
16 Agustus 2008
03 September 2007
Hisab Ramadhan Syawal 1428H
Alhamdulillah, tidak lama lagi (jika Allah masih memberi umur) kita akan menjumpai bulan suci ramadhan, bulan yang kita nanti-nantikan.
Menjelang datangnya bulan ramadhan biasanya orang ramai memperselisihkan kapan pastinya jatuh tanggal satu ramadhan dan tanggal satu syawal. Hal ini tampaknya "sudah menjadi tradisi" karena selalu terjadi setiap tahun. Ironis memang. Sebenarnya saya berharap bahwa tahun ini akan ada sebuah solusi dimana kita masyarakat Indonesia bisa megawali serta mengakhiri bulan ramadhan secara serempak tanpa ada perselisihan. Namun sebenarnya saya agak pesimis karena yang namanya keyakinan itu tidak bisa dipaksakan. Semoga Allah SWT menurunkan hidayahnya kepada kita semua.
Namun disisi lain saya merasa bersyukur, karena dalam satu dua tahun terakhir, isu ini menjadi bahan diskusi hangat, setidaknya di dunia blogsfer. Ada beberapa blogger yang cukup mumpuni di bidang astronomi memberikan analisis objektif seputar hisab, ada juga yang melakukan rukyah hilal dan menuangkan laporannya. Setidaknya masyarakat mendapat masukan ilmiah seputar penentuan awal ramadhan. Saya pribadi juga banyak mendapat tambahan ilmu.
Disini saya akan mencoba membuat analisis dengan ilmu saya yang terbatas. Saat ini saya masih menggunakan jurus yang sama seperti tahun yang lalu.
Berdasarkan kalender bulan dari NASA, ijtimak atau konjungsi bulan pada tahun ini:
Ramadhan --> Tanggal 11-09-2007: 11:4 UTC (18:44 WIB)
Syawal ------> Tanggal 11-10-2007: 05:01 UTC (12:01 WIB)
Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa pada tanggal 11 september, konjungsi terjadi setelah matahari terbenam yang artinya tidak mungkin terlihat hilal (karena bulan terbenam lebih dahulu dari matahari). Hal ini juga berlaku di Indonesia tengah dan Indonesia timur. Dengan demikian masyarakat Indonesia dapat dipastikan akan menggenapkan bulan sya'ban dan mulai berpuasa pada keesokan lusa yaitu tanggal 13 September 2007
Semetara ijtimak untuk bulan syawal terjadi pada tanggal 11 Oktober 2007 pada pukul 12.01 WIB. Umur bulan pada saat matahari terbenam kurang lebih lima setengah jam.
Umur bulan yang kurang dari 6 jam biasanya belum cukup umur untuk tampil sebagai hilal, walaupun faktanya pada saat matahari terbenam bulan berada diatas ufuk. untuk itu mari kita chek dengan menggunakan software mooncalc. Hasilnya untuk kota Jakarta adalah sebagai berikut:




Hasilnya, ketinggian hilal (di Jakarta) diperkirakan hanya sebesar 0.27 derajat dengan jarak waktu antara terbenam matahari dan terbenam bulan hanya 2 menit 30 detik. kalau ditinjau dari sudut pandang astronomi, ketinggian hilal sebesar ini terlalu tipis untuk bisa dilihat dengan mata telanjang. Namun bisa jadi ada orang yang "bisa melihat" hilal seperti ini. Kondisi hilal bulan syawal tahun ini kasusnya mirip sekali dengan syawal tahun lalu.
Dengan hasil seperti ini kemungkinan besar pemerintah akan menetapkan satu syawal jatuh pada tanggal 13 Oktober 2007, namun bisa jadi ada sebagian masyarakat yang akan merayakan idul fitri pada hari sebelumnya (12 Oktober 2007).
Selamat menunaikan Ibadah di bulan Ramadhan. Mohon maaf lahir dan bathin.
Artikel lain seputar penentuan Awal Ramadhan/Syawal 1428H:
- AWAL RAMADHAN, SYAWWAL DAN ZULHIJJAH 1428 H oleh M. Ma’rufin Sudibyo (pdf)
- Rukyatul Hilal Ramadhan 1428H
- Rukyatul Hilal Syawal 1428H
Artikel berkaitan pada tahun-tahun sebelumnya:
- Hilal Ramadhan
- Hilal Awal Ramadhan dan Hilal Awal Syawal 1427 H
Menjelang datangnya bulan ramadhan biasanya orang ramai memperselisihkan kapan pastinya jatuh tanggal satu ramadhan dan tanggal satu syawal. Hal ini tampaknya "sudah menjadi tradisi" karena selalu terjadi setiap tahun. Ironis memang. Sebenarnya saya berharap bahwa tahun ini akan ada sebuah solusi dimana kita masyarakat Indonesia bisa megawali serta mengakhiri bulan ramadhan secara serempak tanpa ada perselisihan. Namun sebenarnya saya agak pesimis karena yang namanya keyakinan itu tidak bisa dipaksakan. Semoga Allah SWT menurunkan hidayahnya kepada kita semua.
Namun disisi lain saya merasa bersyukur, karena dalam satu dua tahun terakhir, isu ini menjadi bahan diskusi hangat, setidaknya di dunia blogsfer. Ada beberapa blogger yang cukup mumpuni di bidang astronomi memberikan analisis objektif seputar hisab, ada juga yang melakukan rukyah hilal dan menuangkan laporannya. Setidaknya masyarakat mendapat masukan ilmiah seputar penentuan awal ramadhan. Saya pribadi juga banyak mendapat tambahan ilmu.
Disini saya akan mencoba membuat analisis dengan ilmu saya yang terbatas. Saat ini saya masih menggunakan jurus yang sama seperti tahun yang lalu.
Berdasarkan kalender bulan dari NASA, ijtimak atau konjungsi bulan pada tahun ini:
Ramadhan --> Tanggal 11-09-2007: 11:4 UTC (18:44 WIB)
Syawal ------> Tanggal 11-10-2007: 05:01 UTC (12:01 WIB)
Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa pada tanggal 11 september, konjungsi terjadi setelah matahari terbenam yang artinya tidak mungkin terlihat hilal (karena bulan terbenam lebih dahulu dari matahari). Hal ini juga berlaku di Indonesia tengah dan Indonesia timur. Dengan demikian masyarakat Indonesia dapat dipastikan akan menggenapkan bulan sya'ban dan mulai berpuasa pada keesokan lusa yaitu tanggal 13 September 2007
Semetara ijtimak untuk bulan syawal terjadi pada tanggal 11 Oktober 2007 pada pukul 12.01 WIB. Umur bulan pada saat matahari terbenam kurang lebih lima setengah jam.
Umur bulan yang kurang dari 6 jam biasanya belum cukup umur untuk tampil sebagai hilal, walaupun faktanya pada saat matahari terbenam bulan berada diatas ufuk. untuk itu mari kita chek dengan menggunakan software mooncalc. Hasilnya untuk kota Jakarta adalah sebagai berikut:




Hasilnya, ketinggian hilal (di Jakarta) diperkirakan hanya sebesar 0.27 derajat dengan jarak waktu antara terbenam matahari dan terbenam bulan hanya 2 menit 30 detik. kalau ditinjau dari sudut pandang astronomi, ketinggian hilal sebesar ini terlalu tipis untuk bisa dilihat dengan mata telanjang. Namun bisa jadi ada orang yang "bisa melihat" hilal seperti ini. Kondisi hilal bulan syawal tahun ini kasusnya mirip sekali dengan syawal tahun lalu.
Dengan hasil seperti ini kemungkinan besar pemerintah akan menetapkan satu syawal jatuh pada tanggal 13 Oktober 2007, namun bisa jadi ada sebagian masyarakat yang akan merayakan idul fitri pada hari sebelumnya (12 Oktober 2007).
Selamat menunaikan Ibadah di bulan Ramadhan. Mohon maaf lahir dan bathin.
Artikel lain seputar penentuan Awal Ramadhan/Syawal 1428H:
- AWAL RAMADHAN, SYAWWAL DAN ZULHIJJAH 1428 H oleh M. Ma’rufin Sudibyo (pdf)
- Rukyatul Hilal Ramadhan 1428H
- Rukyatul Hilal Syawal 1428H
Artikel berkaitan pada tahun-tahun sebelumnya:
- Hilal Ramadhan
- Hilal Awal Ramadhan dan Hilal Awal Syawal 1427 H
13 Agustus 2007
Nama Indonesia untuk Asteroid
Asteroid, salah satu objek tatasurya yang saking banyaknya hingga tidak diketahui jumlah pastinya. Ada banyak nama yang bisa disematkan kepada asteroid yang berjumlah ratusan ribu buah tersebut (saat ini telah ditemukan lebih dari 150 ribu buah).
Walaupun penamaan asteroid tidak bisa seenak jidat si-penemunya, kenyataannya berbagai asteroid dinamai dengan berbagai jenis nama. Selain nama tokoh dalam mitologi romawi dan Yunani, banyak juga asteroid dinamai dengan nama orang (sipenemu, pacarnya, teman pacarnya, sampai nama anjing peliharaan) dan juga dinamai dengan mana suatu lokasi, kota, daerah atau negara.
Dari ribuan nama asteroid, adakah nama-nama yang berbau Indonesia? Saya tidak begitu yakin apakah ada orang indonesia yang pernah menemukan asteroid, namun dari daftar nama asteroid di wikipedia, ternyata ada beberapa asteroid yang namanya berbau Indonesia. berikut adalah yang saya temui:
(863) Benkoela : Propinsi bengkulu, sumatra
(536) Merapi : Nama gunung di jawa tengah
(754) Malabar : Nama daerah pegunungan di jawa barat
(732) Tjilaki : Nama sungai di jawa barat
(731) Sorga : dari bahasa indonesia arti kata "Heaven"
(772) Tanete : nama tempat di sulawesi
(770) Bali : Pulau Bali (atau nama dewa)
(5408) Thé : dari nama Pik Sin Thé, astronom Indonesia
Bisa jadi masih ada lagi (dari daftar yang ada saat ini), namun terlewat oleh saya saking banyaknya nama yang harus ditelusuri. However, jika ada astronom dari indonesia yang menemukan banyak lagi asteroid, tidak tertutup kemungkinan daftar diatas akan bertambah lagi.
Mari kita cari asteroid kemudian namai dengan nama Indonesia :)
Sumber-sumber bermanfaat:
Daftar nama asteroid urut secara alphabet (selalu update)
Daftar nama asteroid di wikipedia
Arti nama-nama asteroid di Wikipedia
Walaupun penamaan asteroid tidak bisa seenak jidat si-penemunya, kenyataannya berbagai asteroid dinamai dengan berbagai jenis nama. Selain nama tokoh dalam mitologi romawi dan Yunani, banyak juga asteroid dinamai dengan nama orang (sipenemu, pacarnya, teman pacarnya, sampai nama anjing peliharaan) dan juga dinamai dengan mana suatu lokasi, kota, daerah atau negara.
Dari ribuan nama asteroid, adakah nama-nama yang berbau Indonesia? Saya tidak begitu yakin apakah ada orang indonesia yang pernah menemukan asteroid, namun dari daftar nama asteroid di wikipedia, ternyata ada beberapa asteroid yang namanya berbau Indonesia. berikut adalah yang saya temui:
(863) Benkoela : Propinsi bengkulu, sumatra
(536) Merapi : Nama gunung di jawa tengah
(754) Malabar : Nama daerah pegunungan di jawa barat
(732) Tjilaki : Nama sungai di jawa barat
(731) Sorga : dari bahasa indonesia arti kata "Heaven"
(772) Tanete : nama tempat di sulawesi
(770) Bali : Pulau Bali (atau nama dewa)
(5408) Thé : dari nama Pik Sin Thé, astronom Indonesia
Bisa jadi masih ada lagi (dari daftar yang ada saat ini), namun terlewat oleh saya saking banyaknya nama yang harus ditelusuri. However, jika ada astronom dari indonesia yang menemukan banyak lagi asteroid, tidak tertutup kemungkinan daftar diatas akan bertambah lagi.
Mari kita cari asteroid kemudian namai dengan nama Indonesia :)
Sumber-sumber bermanfaat:
Daftar nama asteroid urut secara alphabet (selalu update)
Daftar nama asteroid di wikipedia
Arti nama-nama asteroid di Wikipedia
10 April 2007
Navigasi Langit
Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui (QS Al An'aam:97)
".. dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk (QS An Nahl: 16)
Kedua ayat Alqur'an diatas menginspirasikan saya ketika menyusun Tugas Akhir sekitar 6 tahun yang lalu. Menurut Alqur'an, Salah satu hikmah diciptakannya bintang-bintang bagi manusia adalah sebagai alat bantu navigasi. Dari sini berkembanglah ilmu Celestial navigation atau dalam bahasa Indonesianya "Navigasi langit", sebuah cabang ilmu yang menggunakan bintang-bintang sebagai penunjuk arah dan kedudukan. penentuan kedudukan menggunakan bintang-bintang sudah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu. terdapat beberapa teknik atau metoda yang sudah dikenal secara umum (dalam Tugas akhir waktu itu saya merumuskan sebuah metode baru)
Walaupun demikian, wacana navigasi langit masih sangat sedikit dalam khasanah keilmuan di Indonesia, setidaknya dari lingkungan sekitar saya pada waktu itu. Saya ingat ketika saya mempresentasikan TA saya di depan dosen-dosen astronomi di Boscha, mereka semua sangat antusias dan berkomentar (kira-kira) "tema seperti ini belum pernah dibahas di jurusan kita". Oyah, Saya harus berterima kasih kepada staff dosen terutama pak Moedji Raharto (kepala UPT Boscha saat itu) yang telah mengizinkan saya menggunakan teleskop Bosscha yang saya idam-damkan dari kecil. "Kamu tuh mahasiswa non-astronomi pertama yang pernah pakai teleskop ini" kata mas irfan, "kuncen"nya Bosscha.
Di jurusan saya sendiri juga hampir sama, draft TA saya tidak dikembalikan oleh dosen penguji (diminta oleh mereka dengan alasan ingin baca-baca lagi), Lebih-lebih lagi dosen pembimbing saya. beliau bersusah payah mencarikan saya pesawat terbang untuk menguji metode saya (nyewa pesawat kan mahal), Begitu semangatnya beliau rela bangun jam 3 pagi untuk menemani saya berkonsultasi, mengambil data, plus jadi tukang foto! (Dokumentasi foto juga inisiatip beliau, bukan keinginan saya). Terus terang saya tidak akan melupakan kebaikan beliau seumur hidup. Juga semangatnya yang menjadi energi buat saya untuk tidak berputus asa menyelesaikan Tugas Akhir. Sebenarnya saat itu nasib saya sedang berada diujung tanduk antara lulus atau D.O
dengan perkembangan teknologi navigasi sekarang ini, teknik navigasi langit tinggal menjadi seni, bukan lagi menjadi alternatif utama. Ya tidak bisa disalahkan karena teknik navigasi langit memang "agak ribet", namun sebenarnya sangat mengasyikkan. Apalagi kalau mengingat kutipan ayat diatas, rasanya benar-benar menjadi "ulil albab" yang disebut dalam Alqur'an.
Dengan ini saya ingin berkomitmen untuk menshare sedikit banyak teknik navigasi langit yang saya ketahui melalui blog ini. Mudah-mudahan Allah memberi kemudahan. Terus terang sudah lama saya berkeinginan tapi entah kenapa koq belum kesampaian. Tunggu yah postingan-postinganya. Insya Allah....
".. dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk (QS An Nahl: 16)
Kedua ayat Alqur'an diatas menginspirasikan saya ketika menyusun Tugas Akhir sekitar 6 tahun yang lalu. Menurut Alqur'an, Salah satu hikmah diciptakannya bintang-bintang bagi manusia adalah sebagai alat bantu navigasi. Dari sini berkembanglah ilmu Celestial navigation atau dalam bahasa Indonesianya "Navigasi langit", sebuah cabang ilmu yang menggunakan bintang-bintang sebagai penunjuk arah dan kedudukan. penentuan kedudukan menggunakan bintang-bintang sudah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu. terdapat beberapa teknik atau metoda yang sudah dikenal secara umum (dalam Tugas akhir waktu itu saya merumuskan sebuah metode baru)
Walaupun demikian, wacana navigasi langit masih sangat sedikit dalam khasanah keilmuan di Indonesia, setidaknya dari lingkungan sekitar saya pada waktu itu. Saya ingat ketika saya mempresentasikan TA saya di depan dosen-dosen astronomi di Boscha, mereka semua sangat antusias dan berkomentar (kira-kira) "tema seperti ini belum pernah dibahas di jurusan kita". Oyah, Saya harus berterima kasih kepada staff dosen terutama pak Moedji Raharto (kepala UPT Boscha saat itu) yang telah mengizinkan saya menggunakan teleskop Bosscha yang saya idam-damkan dari kecil. "Kamu tuh mahasiswa non-astronomi pertama yang pernah pakai teleskop ini" kata mas irfan, "kuncen"nya Bosscha.
Di jurusan saya sendiri juga hampir sama, draft TA saya tidak dikembalikan oleh dosen penguji (diminta oleh mereka dengan alasan ingin baca-baca lagi), Lebih-lebih lagi dosen pembimbing saya. beliau bersusah payah mencarikan saya pesawat terbang untuk menguji metode saya (nyewa pesawat kan mahal), Begitu semangatnya beliau rela bangun jam 3 pagi untuk menemani saya berkonsultasi, mengambil data, plus jadi tukang foto! (Dokumentasi foto juga inisiatip beliau, bukan keinginan saya). Terus terang saya tidak akan melupakan kebaikan beliau seumur hidup. Juga semangatnya yang menjadi energi buat saya untuk tidak berputus asa menyelesaikan Tugas Akhir. Sebenarnya saat itu nasib saya sedang berada diujung tanduk antara lulus atau D.O
dengan perkembangan teknologi navigasi sekarang ini, teknik navigasi langit tinggal menjadi seni, bukan lagi menjadi alternatif utama. Ya tidak bisa disalahkan karena teknik navigasi langit memang "agak ribet", namun sebenarnya sangat mengasyikkan. Apalagi kalau mengingat kutipan ayat diatas, rasanya benar-benar menjadi "ulil albab" yang disebut dalam Alqur'an.
Dengan ini saya ingin berkomitmen untuk menshare sedikit banyak teknik navigasi langit yang saya ketahui melalui blog ini. Mudah-mudahan Allah memberi kemudahan. Terus terang sudah lama saya berkeinginan tapi entah kenapa koq belum kesampaian. Tunggu yah postingan-postinganya. Insya Allah....
03 April 2007
Iridium

Iridium adalah sebuah operator telekomunikasi Global. Dengan 66 satelit yang berfungsi sebagai "BTS" (sebenarnya cara kerjanya tidak sama persis seperti BTS-nya jaringan GSM), siapapun dan dimanapun di muka bumi ini bisa melakukan komonikasi. Walaupun ditengah laut, diatas gunung, bahkan di kutub utara/selatan sekalipun dimana tidak ada operator selular yang mampu menjangkau daerah tersebut. Sebelum Iridium, telepon satelit sebenarnya sudah ada namun wilayah coveragenya sangat terbatas.
Iridium diambil dari nama sebuah unsur dengan nomor atom 77, sama dengan jumlah satelit pada awal desain yang dikemudian hari di desain ulang sehingga hanya 66 satelit (tapi koq tidak ganti nama yaa?)
Dari sisi operasional, Layanan Iridium berfungsi normal. Mengapa bangkrut? karena tidak laku (hanya berhasil menjaring 50 ribuan pelanggan) sementara biaya operasional memelihara 66 buah satelit sungguh sangat mahal. Lalu mengapa tidak lakU? ada banyak penyebab. Selain (konon) strategi dan pemasaran yang buruk, secara teknis Iridium ini memang punya banyak kelemahan:
- Handheld atau pesawat (HP) Iridium relatif besar dan berat. Kebanyakan customer menginginkan handheld yang ramping, ringan dan enak dibawa. Namun pesawat iridium pada dasarnya membutuhkan daya yang kuat untuk menjangkau satelit yang mengorbit sekitar 780 km diatas Bumi sehingga membutuhkan komponen baterai yang besar.
- Tidak ada sinyal di dalam ruangan/gedung
Unacceptable untuk pelanggan orang kantoran atau rumahan.
- tarif yang mahal
Iridium hanya cocok untuk orang-orang yang berada di daerah terpencil dimana sama sekali tidak ada layanan telekomunikasi. Dengan tarif GSM yang semakin kompetitif dan jaringan interkoneksi (roaming) antar provider yang makin luas, bagi kebanyakan orang yang aktif di daerah perkotaan masih lebih murah menggunakan provider GSM yang ada walaupun harus berpindah kota atau negara.
Kegagalan Iridium hampir saja menyebabkan kesemua satelit seharga 7 milyar dollar harus dibakar sia-sia di atmosfer, hingga muncul kampanye untuk menyelamatkan iridium. Namun Iridium pada akhirnya terselamatkan dari nasib buruk. Sekitar tahun 2000 US department of Defence menggunakan Jaringan Iridium sebagai saluran komunikasinhya. Iridium perlahan bangkit dari keterpurukannya dan beroperasi hingga sekarang.
Buat anda peminat astronomi, Satelit iridium menyebabkan suatu fenomena yang dikenal dengan Iridium Flare. Fenomena yang dimaksud adalah kilatan cahaya akibat pantulan sinar matahari pada solar panel satelit tersebut. Kecerlangan Iridium flare cukup terang, sekitar Magnitudo -8, dan dapat diprediksi dengan akurat kapan dan dimana akan terjadi.
02 Februari 2007
Perubahan Zodiak
Situs berita detik hari ini menyajikan berita "Zodiak Ganti Tanggal Beredar dari Milis ke Milis". Terus terang saya belum dapat mail yang diberitakan tersebut. Lalu pertanyaannya adalah: Bener ga? Seharusnya ada pertanyaan pendahuluan: Apa alasannya apabila terlahir pada tanggal anu maka zodiaknya adalah rasi inu?
Ilmu astrologi dibangun pada masa kejayaan tradisi Babylonia dan Yunani Kuno (sekitar abad ke-5 SM). Saat itu diketahui matahari beredar mengelilingi langit satu putaran penuh dalam satu tahun (dalam pelajaran geografi kita menyebutnya "gerak semu tahunan Matahari"). Para astrolog pada jaman itu membagi wilayah lagit yang dilalui matahari yang berbentuk sabuk menjadi 12 bagian dan masing-masing bagian dihuni oleh satu buah rasi bintang. Ke-12 rasi ini disebut dengan zodiak.Pada saat posisi matahari berada di dalam rasi tertentu -- misalnya rasi aries, maka orang yang lahir pada saat itu dikatakan berzodiak Aries.
Belakangan diketahui ketika matahari komplit melakukan "gerak semu tahunan", sabuk zodiak ternyata telah bergeser sedikit. Dalam ilmu astronomi modern pergeseran ini disebabkan oleh gerak presesi bumi yang menyebabkan titik potong lingkar ekliptik dan lingkar equator dalam tata acuan koordinat bumi begeser. Efeknya: Setiap tahun pada tanggal dan jam yang sama, matahari tidak berada di lokasi yang sama. Bergesernya cuma sedikit tapi lumayan. Dalam 70 tahun, pergeserannya hampir satu hari penuh. Sebagai contoh. misalkan pada tanggal 1 januari tahun ini matahari berada pada titik A. Makan 70 tahun kemudian matahari berada di titik A bukan lagi tanggal 1 Januari, tapi tanggal 2 januari. Dalam rentang waktu lama pergeseran ini akan sampai menyebakan perpindahan ke rasi lain. Hitung saja dengan membanding jaman Yunani kuno yang kelewat dari 2000 tahun yang lalu. Jika diukur berdasarkan definisi astrogi masa itu, pergeserannya sudah 35 hari! Sudah beda Zodiak.
Oleh karena itu pada masa sekarang terdapat dua versi astrologi yaitu tropical Astrologi dan Sideral Astrologi. Tropical Astrologi adalah astrologi yang menghitung posisi matahari berdasarkan cara babilonia (yang masih dipakai di majalah-majalah dan tabloid), sementara Sideral Astrologi adalah astrologi yang sudah di-update definisi tanggal per zodiak dan posisi matahari berdasarkan kondisi saat ini. Sideral Atrologi pertama kali di perkenalkan oleh Cyril Fagan pada tahun 1944. Jadi sebenarnya relatif baru.
Oyah, pertanyaan lagi: apa benar sekarang ada 13 Zodiak, bukan 12?
Pada zaman dulu oleh Ptolomeus wilayah sabuk zodiak memang bagi menjadi 12 bagian, namun sejak tahun 1930 IAU membagi-bagi wilayah langit menjadi 88 kapling, menyebabkan terjadi perubahan batas wilayah di sabuk Zodiak. Kini di wilayah zodiak menyempil sebuah rasi ke-13 yaitu rasi Ophiuchus yang tadinya tidak termasuk dalam jajaran zodiak(yang didefinisikan oleh Ptolomeus). Orang-orang IAU itu ga hormat sama Ptolomeus ternyata ;) Dalam hal ini IAU punya pertimbangan sendiri, dan pertimbangan itu berpihak pada kepentingan ilmiah, bukan astrologi. However, untuk mengikuti perubahan zaman, rasi ophiucus kudu dimasukkan ke dalam zodiak.
sedikit tambahan info: Dengan berubahnya batas wilayah zodiak (oleh aturan baru dari IAU), hal itu juga sebenarnya menyebabkan retang waktu matahari berada pada zodiak tertentu juga berubah. Dengan demikian ada tiga versi masa berlaku sebuah zodiak. Ambil contoh rasi Sagittarius:
tropical zodiac: 22 Nov - 21 Des
Sideral zodiac : 16 des - 14 Jan
Batas baru : 18 Des - 18 Jan
Jadi mau pilih aliran astrologi mana? Halah...??? masih percaya yang begituan?
Ilmu astrologi dibangun pada masa kejayaan tradisi Babylonia dan Yunani Kuno (sekitar abad ke-5 SM). Saat itu diketahui matahari beredar mengelilingi langit satu putaran penuh dalam satu tahun (dalam pelajaran geografi kita menyebutnya "gerak semu tahunan Matahari"). Para astrolog pada jaman itu membagi wilayah lagit yang dilalui matahari yang berbentuk sabuk menjadi 12 bagian dan masing-masing bagian dihuni oleh satu buah rasi bintang. Ke-12 rasi ini disebut dengan zodiak.Pada saat posisi matahari berada di dalam rasi tertentu -- misalnya rasi aries, maka orang yang lahir pada saat itu dikatakan berzodiak Aries.
Belakangan diketahui ketika matahari komplit melakukan "gerak semu tahunan", sabuk zodiak ternyata telah bergeser sedikit. Dalam ilmu astronomi modern pergeseran ini disebabkan oleh gerak presesi bumi yang menyebabkan titik potong lingkar ekliptik dan lingkar equator dalam tata acuan koordinat bumi begeser. Efeknya: Setiap tahun pada tanggal dan jam yang sama, matahari tidak berada di lokasi yang sama. Bergesernya cuma sedikit tapi lumayan. Dalam 70 tahun, pergeserannya hampir satu hari penuh. Sebagai contoh. misalkan pada tanggal 1 januari tahun ini matahari berada pada titik A. Makan 70 tahun kemudian matahari berada di titik A bukan lagi tanggal 1 Januari, tapi tanggal 2 januari. Dalam rentang waktu lama pergeseran ini akan sampai menyebakan perpindahan ke rasi lain. Hitung saja dengan membanding jaman Yunani kuno yang kelewat dari 2000 tahun yang lalu. Jika diukur berdasarkan definisi astrogi masa itu, pergeserannya sudah 35 hari! Sudah beda Zodiak.
Oleh karena itu pada masa sekarang terdapat dua versi astrologi yaitu tropical Astrologi dan Sideral Astrologi. Tropical Astrologi adalah astrologi yang menghitung posisi matahari berdasarkan cara babilonia (yang masih dipakai di majalah-majalah dan tabloid), sementara Sideral Astrologi adalah astrologi yang sudah di-update definisi tanggal per zodiak dan posisi matahari berdasarkan kondisi saat ini. Sideral Atrologi pertama kali di perkenalkan oleh Cyril Fagan pada tahun 1944. Jadi sebenarnya relatif baru.
Oyah, pertanyaan lagi: apa benar sekarang ada 13 Zodiak, bukan 12?
Pada zaman dulu oleh Ptolomeus wilayah sabuk zodiak memang bagi menjadi 12 bagian, namun sejak tahun 1930 IAU membagi-bagi wilayah langit menjadi 88 kapling, menyebabkan terjadi perubahan batas wilayah di sabuk Zodiak. Kini di wilayah zodiak menyempil sebuah rasi ke-13 yaitu rasi Ophiuchus yang tadinya tidak termasuk dalam jajaran zodiak(yang didefinisikan oleh Ptolomeus). Orang-orang IAU itu ga hormat sama Ptolomeus ternyata ;) Dalam hal ini IAU punya pertimbangan sendiri, dan pertimbangan itu berpihak pada kepentingan ilmiah, bukan astrologi. However, untuk mengikuti perubahan zaman, rasi ophiucus kudu dimasukkan ke dalam zodiak.
sedikit tambahan info: Dengan berubahnya batas wilayah zodiak (oleh aturan baru dari IAU), hal itu juga sebenarnya menyebabkan retang waktu matahari berada pada zodiak tertentu juga berubah. Dengan demikian ada tiga versi masa berlaku sebuah zodiak. Ambil contoh rasi Sagittarius:
tropical zodiac: 22 Nov - 21 Des
Sideral zodiac : 16 des - 14 Jan
Batas baru : 18 Des - 18 Jan
Jadi mau pilih aliran astrologi mana? Halah...??? masih percaya yang begituan?
06 Januari 2007
Projek Daedalus

Pesawat Daedalus diharapkan dapat dibangun dengan teknologi yang ada sekarang dan dapat sampai ke bintang tujuan dalam waktu kurang dari waktu hidup manusia. Pada waktu perencanaan, pesawat ini di targetkan menuju bintang Barnard --salah satu bintang yang relatif dekat dengan matahari kita (jarak 6 tahun cahaya)-- dalam waktu sekitar 50 tahun. Mengapa dipilih Bintang Barnard? karena saat itu dipercaya bintang ini memiliki sistem planet. Pun seandainya disana tidak ada apa-apa, pesawat Daedalus ini dirancang sewaktu-waktu dapat di re-route menuju bintang lain.
Untuk dapat mencapai bintang terdekat dalam waktu relatif singkat, dibutuhkan pesawat yang berkecepatan tinggi. Pada saat itu wahana tercepat adalah Pioneer 10, sebuah wahana yang dikirim ke Yupiter. Wahana ini berkecepatan 52.000 km/jam. Dengan kecepatan ini, Pioneer baru sampai ke bintang Barnard 123.000 tahun kemudian. Kelamaan.
Sistem propulsi Daedalus dirancang menggunakan nuclear pulse propulsion. Disini terdapat dua tingkat sistem propulsi. Tingkat pertama akan beroperasi selama dua tahun, meningkatkan kecepatan pesawat hingga mencapai 7% dari kecepatan cahaya. Tingkat kedua akan beroperasi 2 tahun berikutnya yang akan meningkatkan kecepatan pesawat hingga 12% dari kecepatan cahaya.
Sistem propulsi seperti ini membutuhkan bahan bakar yang sangat banyak dan tentunya pesawat yang sangat besar. Diperkirakan massa total pesawat ini sekitar 54.000 ton (50.000 ton sendiri adalah bahan bakar pesawat). Bahan bakar yang dibutuhkan untuk wahana ini adalah Helium-3. Unsur ini langka di Bumi tapi dipercaya melimpah di Jupiter. Skenarionya, pesawat ini di bangun diatas orbit bumi, lalu ke Jupiter untuk mengisi bahan bakar, baru berangkat ke Tujuan.
Pada saat itu para ilmuwan yang terlibat percaya bahwa pesawat ini dapat ter-realisasi dalam waktu 30-an tahun. Waktu itu perkembangan teknologi penerbangan luar angkasa memang sedang mengalami masa keemasan sehingga orang-orang sangat optimis. Mereka percaya sekitar tahun 90-an sudah ada teknologi seperti ini. Akhirnya disadari pesawat seperti ini ternyata sangat mahal dan teknologi saat ini ternyata belum secanggih yang dibayangkan. Namun bukannya mustahil. Kita tunggu saja apakah ada saatnya nanti kita bisa mengirim sebuah wahana ke bintang lain.
Source:
Wikipedia
16 Desember 2006
Efek Coriolis: Bukti Bumi Berputar

Jaman sekarang ini masih ada orang yang menganggap bahwa bumi ini diam. Atau lebih parah lagi: Bumi ini datar. Bagaimana membuktikan bahwa bumi ini berputar pada porosnya ? kenyataan bahwa matahari, bulan dan benda langit lainnya terbit dan terbenam setiap harinya tampaknya tidak cukup membuktikan bahwa bumilah yang berputar (bukan sebaliknya: matahari mengelilingi bumi).
Bukti harusnya dapat diperoleh berdasarkan hasil pengamatan. Jika benar bumi berputar, pastilah ada efek atau fenomena alam sebagai hasil dari pergerakannya. Karena bumi yang berputar bukti itu harus dicari di bumi, bukan di Matahari atau benda luar angkasa lain. Ada bukti seperti ini. salah satunya "Efek Coriolis".
Efek Coriolis melekat pada fenomena defleksi (pembelokan arah) gerak sebuah benda pada sebuah kerangka acuan yang berputar, khususnya di permukaan Bumi. Diambil dari nama seorang ilmuwan prancis: Gaspard Gustave Coriolis (1792). Pada intinya, sebuah benda yang bergerak lurus dalam kerangka yang berputar, akan terlihat berbelok oleh pengamat yang diam di dalam kerangka tersebut. Perhatikan gambar di sebelah. Titik hitam bergerak lurus dan titik merah diam di dalam kerangka berputar. Titik merah akan melihat titik hitam bergerak dengan lintasan melengkung.
Dalam pelajaran Geografi disekolah pasti kita pernah dikenalkan dengan Hukum Boys Ballot yang kurang lebih mengatakan "Angin cyclon di belahan bumi utara akan berputar berlawanan arah jarum jam, namun sebaliknya berputar searah jarum jam di belahan bumi selatan". Mengapa? karena gerakan angin (relatif terhadap permukaan bumi) di belokkan oleh efek dari rotasi bumi. Sama seperti pada gambar diatas. Inilah yang disebut dengan gaya Coriolis. Semakin ke arah khatulistiwa, gaya coriolis makin mengecil. Itulah sebabnya angin cyclon hampir tidak pernah terjadi di wilayah khatulistiwa.
Gaya coriolis juga dapat di perlihatkan melalui experimen. Yang terkenal adalah yang disebut dengan Pendulum Foucault. Gantunglah sebuah pendulum dan ayunkan secara terus menerus. Apa yang terjadi? Arah ayun bandul tersebut lama kelamaan tidak lagi pada arah yang sama, tapi bergeser ke arah lain. Setelah satu hari atau lebih (tergantung lokasi bandul) arah ayun bandul akan kembali pada posisi awal, seakan-akan bandul diputar oleh gaya misterius. Mengapa bisa begitu? efek coriolis.
Efek coriolis diterima luas sebagai fakta ilmiah yang tak terbantah dan ini adalah bukti yang sangat akurat (karena dapat diukur dan dibuktikan, baik secara fisik maupun matematis) bahwa bumi sesungguhnya berputar pada sumbunya. Untuk lebih teliti lagi, terdapat tiga komponen gerak bumi pada kerangka insersialnya: Gerak Rotasi, Gerak Presesi dan Gerak Nutasi. Ini belum termasuk gerak revolusi (mengelilingi matahari) dan bersama-sama matahari bergerak mengelilingi pusat galaksi Bimasakti, dan seterusnya.
16 September 2006
Welcome, Eris
Setelah "gagal" menjadi planet ke-10, 2003UB313 kini mendapat nama resmi: Eris. Sebelumnya doi dinamai Xena oleh penemunya. Memang nama Xena bukanlah nama resmi karena yang berhak menamai Objek astronomi adalah IAU. Umumnya objek serupa planet-planet dinamai dengan nama dewa-dewi dalam mitologi Yunani dan Romawi. Sebelum resmi diberi nama, ada beberapa nama lain yang diusulkan untuk 2003UB313 ini diantaranya "Persephone" dan "Lila"
Sesuai dengan definisi planet yang baru, Eris di golongkan sebagai Planet kerdil. Diantara semua Planet kerdil yang telah ditemukan, Eris adalah yang terbesar, bahkan lebih besar dari Pluto (yang dulunya planet ke sembilan). Saat ini telah ditemukan lebih dari 50 buah Planet kerdil yang mengelilingi Matahari kita.
Nama Eris diresmikan tanggal 13 Sebtember 2006, diambil dari nama dewi Eris dalam mitologi Yunani. Dewi Eris adalah personifikasi dari "Perselisihan", mengingatkan orang-orang bahwa dengan ditemukannya objek ini para ahli berselisih tentang definisi Planet.
Dengan demikian nama Xena untuk 2003UB313 secara resmi dicoret. Welcome aboard Eris!
Sesuai dengan definisi planet yang baru, Eris di golongkan sebagai Planet kerdil. Diantara semua Planet kerdil yang telah ditemukan, Eris adalah yang terbesar, bahkan lebih besar dari Pluto (yang dulunya planet ke sembilan). Saat ini telah ditemukan lebih dari 50 buah Planet kerdil yang mengelilingi Matahari kita.
Nama Eris diresmikan tanggal 13 Sebtember 2006, diambil dari nama dewi Eris dalam mitologi Yunani. Dewi Eris adalah personifikasi dari "Perselisihan", mengingatkan orang-orang bahwa dengan ditemukannya objek ini para ahli berselisih tentang definisi Planet.
Dengan demikian nama Xena untuk 2003UB313 secara resmi dicoret. Welcome aboard Eris!
05 September 2006
Hisab Ramadhan - Syawal 1427H
Tidak terasa sudah masuk bula Sya'ban. sebentar lagi Bulan Ramadhan akan Tiba.
Seperti biasa, menjelang ramadhan saya mencoba melakukan hisab dengan teknik yang sederhana. Teknik ini seharusnya bisa dilakukan oleh siapapun.
Sebelum melakukan hisab, ada baiknya kita memeriksa kapan terjadinya Konjungsi atau Ijtimak. Konjungsi adalah saat dimana matahari "menyalip" (mendahului) Bulan. Sebelum ijtimak, matahari ada di belakang bulan, namun setelah ijtimak matahari ada di didepan bulan. Cukup penting untuk mengetahui kapan terjadinya ijtimak, karena kalau terjadinya setelah maghrib, artinya bulan terbenam lebih dahulu daripada matahari. Tidak mungkin tampak hilal. Sebaliknya jika Ijtimak terjadi sebelum maghrib, bisa jadi (tapi bisa juga tidak) akan terlihat hilal karena matahari lebih dahulu terbenam dari pada bulan.
Perlu juga diketahui bahwa semakin ke barat, semakin Jelas Hilal akan terlihat. Jika Indonesia Timur Hilal terlihat, sudah pasti Indonesia Barat Hilal juga terlihat, namun belum tentu terjadi sebaliknya, Bisa jadi Indonsia timur Hilal tidak telihat, namun Indonesia Barat sudah terlihat. Hal ini terjadi karena semakin kearah barat, semakin terlambat matahari terbenam. Karenanya semakin kearah barat, semakin panjang waktu antara terjadinya konjungsi dengan terbenamnya matahari. Hal ini berdampak hilal semakin tinggi terlihat pada saat maghrib.
Mengingat Arab Saudi berada di sebelah barat Indonesia hal yang sama bisa juga terjadi. Jika di Indonesia Hilal terlihat, sudah pasti di Arab Saudi juga, namun belum tentu sebaliknya. Bisa jadi di Indonesia hilal belum terlihat, namun di Arab saudi (dimana maghrib terjadi 4 jam setelah Jakarta) Hilal terlihat. Oleh karena itu sering terjadi Ramadhan/Syawal datang lebih awal di Arab Saudi daripada di Indonesia.
Oke, mari kita lihat.
Berdasarkan kalender bulan dari NASA, ijtimak atau konjungsi bulan akan terjadi :
Ramadhan --> Tanggal 22-09-2006: 11:45 UTC (18:45 WIB)
Syawal ------> Tanggal 22-10-2006: 05:14 UTC (12:14 WIB)
Dari Hasil tersebut terlihat bahwa akhir Ijtimak terjadi pada tanggal 22 september setelah matahari terbenam! (juga berlaku untuk Indonesia tengah dan timur) Bisa dipastikan bahwa hilal tidak mungkin terlihat karena bulan telah terbenam sebelum matahari. Oleh karena itu awal ramadhan dipastikan akan jatuh keesokan lusa yaitu pada tanggal 24 september.
Semetara Ijtimak untuk bulan syawal terjadi pada tanggal 22 Oktober 2006 pada pukul 12.14 WIB. Umur bulan pada saat terbenam kurang lebih lima setengah jam.
Umur bulan yang kurang dari 6 jam biasanya belum cukup umur untuk tampil sebagai hilal, walaupun faktanya pada saat matahari terbenam bulan berada diatas ufuk. untuk itu mari kita chek dengan menggunakan software mooncalc. Hasilnya untuk kota Jakarta adalah sebagai berikut:

Hasilnya, ketinggian hilal (di Jakarta) diperkirakan hanya sebesar 0.4 derajat dengan jarak waktu antara terbenam matahari dan terbenam bulan hanya 3 menit 15 detik. kalau ditinjau dari sudut pandang astronomi, ketinggian hilal sebesar ini terlalu tipis untuk bisa dilihat dengan mata telanjang (rata-rata hilal dapat terlihat jika ketinggiannya minimal 5 derajat). Juga kalau ditinjau dari standar departemen agama yang tidak pernah menetapkan Awal bulan jika ketinggian Hilal kurang dari dua derajat, tampaknya kemungkinan besar satu syawal akan jatuh pada Keesokan Lusanya, yaitu tanggal 24 Oktober 2006. Penampakan Hilal di Wilayah Indonesia Timur dipastikan lebih rendah, dan untuk wilayah Ujung barat Indonesia, akan lebih tinggi, namun tidak akan lebih dari dua derajat (silahkan chek). Walau demikian, bisa jadi akan ada sebagian masyarakat yang akan merayakan hari idul fitri pada tanggal 23 Oktober, karena (biasanya seh) ada yang melaporkan penampakan hilal walau secara ilmiah mustahil. Polemik tentang hilal sudah pernah saya tulis di sini.
Secara syar'i penentuan Awal Ramadhan/Syawal adalah berdasarkan Rukyah (penglihatan) bukan berdasarkan Hisab (perhitungan). Saya menduga sebagaimana pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya, untuk tahun ini akan ada sedikit "keributan" untuk masalah penetapan akhir ramadhan. Jika benar hendaknya perbedaan yang ada, tidak menjadikan perpecahan diantara umat islam.
Selamat menunaikan Ibadah di bulan Ramadhan.
Posting berkaitan:
Hisab Ramadhan/Syawal 1426H #1
Hisab Ramadhan/Syawal 1426H #2
Seperti biasa, menjelang ramadhan saya mencoba melakukan hisab dengan teknik yang sederhana. Teknik ini seharusnya bisa dilakukan oleh siapapun.
Sebelum melakukan hisab, ada baiknya kita memeriksa kapan terjadinya Konjungsi atau Ijtimak. Konjungsi adalah saat dimana matahari "menyalip" (mendahului) Bulan. Sebelum ijtimak, matahari ada di belakang bulan, namun setelah ijtimak matahari ada di didepan bulan. Cukup penting untuk mengetahui kapan terjadinya ijtimak, karena kalau terjadinya setelah maghrib, artinya bulan terbenam lebih dahulu daripada matahari. Tidak mungkin tampak hilal. Sebaliknya jika Ijtimak terjadi sebelum maghrib, bisa jadi (tapi bisa juga tidak) akan terlihat hilal karena matahari lebih dahulu terbenam dari pada bulan.
Perlu juga diketahui bahwa semakin ke barat, semakin Jelas Hilal akan terlihat. Jika Indonesia Timur Hilal terlihat, sudah pasti Indonesia Barat Hilal juga terlihat, namun belum tentu terjadi sebaliknya, Bisa jadi Indonsia timur Hilal tidak telihat, namun Indonesia Barat sudah terlihat. Hal ini terjadi karena semakin kearah barat, semakin terlambat matahari terbenam. Karenanya semakin kearah barat, semakin panjang waktu antara terjadinya konjungsi dengan terbenamnya matahari. Hal ini berdampak hilal semakin tinggi terlihat pada saat maghrib.
Mengingat Arab Saudi berada di sebelah barat Indonesia hal yang sama bisa juga terjadi. Jika di Indonesia Hilal terlihat, sudah pasti di Arab Saudi juga, namun belum tentu sebaliknya. Bisa jadi di Indonesia hilal belum terlihat, namun di Arab saudi (dimana maghrib terjadi 4 jam setelah Jakarta) Hilal terlihat. Oleh karena itu sering terjadi Ramadhan/Syawal datang lebih awal di Arab Saudi daripada di Indonesia.
Oke, mari kita lihat.
Berdasarkan kalender bulan dari NASA, ijtimak atau konjungsi bulan akan terjadi :
Ramadhan --> Tanggal 22-09-2006: 11:45 UTC (18:45 WIB)
Syawal ------> Tanggal 22-10-2006: 05:14 UTC (12:14 WIB)
Dari Hasil tersebut terlihat bahwa akhir Ijtimak terjadi pada tanggal 22 september setelah matahari terbenam! (juga berlaku untuk Indonesia tengah dan timur) Bisa dipastikan bahwa hilal tidak mungkin terlihat karena bulan telah terbenam sebelum matahari. Oleh karena itu awal ramadhan dipastikan akan jatuh keesokan lusa yaitu pada tanggal 24 september.
Semetara Ijtimak untuk bulan syawal terjadi pada tanggal 22 Oktober 2006 pada pukul 12.14 WIB. Umur bulan pada saat terbenam kurang lebih lima setengah jam.
Umur bulan yang kurang dari 6 jam biasanya belum cukup umur untuk tampil sebagai hilal, walaupun faktanya pada saat matahari terbenam bulan berada diatas ufuk. untuk itu mari kita chek dengan menggunakan software mooncalc. Hasilnya untuk kota Jakarta adalah sebagai berikut:

Hasilnya, ketinggian hilal (di Jakarta) diperkirakan hanya sebesar 0.4 derajat dengan jarak waktu antara terbenam matahari dan terbenam bulan hanya 3 menit 15 detik. kalau ditinjau dari sudut pandang astronomi, ketinggian hilal sebesar ini terlalu tipis untuk bisa dilihat dengan mata telanjang (rata-rata hilal dapat terlihat jika ketinggiannya minimal 5 derajat). Juga kalau ditinjau dari standar departemen agama yang tidak pernah menetapkan Awal bulan jika ketinggian Hilal kurang dari dua derajat, tampaknya kemungkinan besar satu syawal akan jatuh pada Keesokan Lusanya, yaitu tanggal 24 Oktober 2006. Penampakan Hilal di Wilayah Indonesia Timur dipastikan lebih rendah, dan untuk wilayah Ujung barat Indonesia, akan lebih tinggi, namun tidak akan lebih dari dua derajat (silahkan chek). Walau demikian, bisa jadi akan ada sebagian masyarakat yang akan merayakan hari idul fitri pada tanggal 23 Oktober, karena (biasanya seh) ada yang melaporkan penampakan hilal walau secara ilmiah mustahil. Polemik tentang hilal sudah pernah saya tulis di sini.
Secara syar'i penentuan Awal Ramadhan/Syawal adalah berdasarkan Rukyah (penglihatan) bukan berdasarkan Hisab (perhitungan). Saya menduga sebagaimana pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya, untuk tahun ini akan ada sedikit "keributan" untuk masalah penetapan akhir ramadhan. Jika benar hendaknya perbedaan yang ada, tidak menjadikan perpecahan diantara umat islam.
Selamat menunaikan Ibadah di bulan Ramadhan.
Posting berkaitan:
Hisab Ramadhan/Syawal 1426H #1
Hisab Ramadhan/Syawal 1426H #2
25 Agustus 2006
Pluto Turun Pangkat

Sisi positif dari keputusan ini adalah akhirnya definisi planet menjadi lebih jelas. Sebelum ini tidak ada definisi yang pasti apa syarat-syarat sebuah benda disebut dengan planet? Berdasarkan sejarah astronomi, Planet adalah benda langit kedudukannya yang berpindah-pindah diantara bintang-bintang (Jika di lihat dari Bumi). Makanya disebut Planet yang artinya "pengembara". Berdasarkan definisi ini matahari dan bulan adalah Planet(!) Plus lima lainnya: merkurius, venus, mars, Yupiter dan Saturnus. Ada tujuh buah planet yang didefinisikan pada masa lalu. Bumi dianggap bukan planet dan sisanya (neptunus dan Uranus) belum ditemukan. Seiring dengan berkembangnya pengetahuan di bidang astronomy, akhirnya diketahui semua planet diatas (kecuali Bulan dan matahari) beredar mengelilingi Matahari. Akhirnya matahari dan bulan di "lengserkan" dari jajaran planet. Semua planet yang tersisa mempunyai kesamaan: beredar mengelilingi matahari. Apa semua yang mengelilingi matahari disebut Planet? tidak juga, ada asteroid, komet yang juga mengelilingi matahari namun tidak disebut planet. Istilah planet hanya bermakna historis dari planet-planet yang telah ditemukan.
Dan pluto menjadi korban. Ketika ditemukan, orang-orang menganggap bahwa pluto sama seperti "planet yang lain", namun beberapa tahun terakhir ditemukan pluto-pluto lain, sebagian berukuran mendekati bahkan melebihi ukuran pluto. Perdebatan mengenai status benda-benda ini berakibat dipertanyakannya status pluto hingga akhirnya diambil keputusan pada 25 Agustus lalu.
Satu hal lain, mungkin agak menggelikan tapi pasti banyak ditanya oleh orang awam atau anak-anak: "kalau Pluto bukan planet, lalu apa?" IAU mendefiniskan sebuah istilah baru yaitu "Planet kerdil" (dwarf planet). Istilah ini juga kudu disosialisasikan dalam ranah ilmu pengetahuan.
Walau bagaimanapun Pluto "pernah" menjadi planet dan ini adalah kenyataan sejarah. Masalah revisi-merevisi sudah biasa di dunia nyata (terutama bidang IT) heheh..
Referensi:
IAU Website
Posting berkaitan:
Planet ke-10
Planet ke-12
16 Agustus 2006
Planet ke-12
Tampaknya jumlah planet dalam tatasurya kita akan bertambah. Saat ini hanya dikenal sembilan buah planet: Merkurius, venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus Uranus, Neptunus dan Pluto. Namun para ilmuwan yang tergabung dalam IAU (International Astronomical Union) merencanakan akan menambah tiga buah "planet baru" yaitu Ceres, Charon dan Xena (UB313). Tiga objek ini bukanlah pendatang baru. Ceres selama ini dikenal sebagai sebuah asteroid (dan merupakan yang terbesar). Charon sebenarnya adalah satelit Pluto. Ilmuwan cenderung memandang Pluto-Charon sebagai system planet ganda, dibanding sebagai planet-bulan. Xena atau UB313 baru ditemukan sekitar dua tahun lalu. Diklasifikasikan sebagai salah satu objek TNO (Trans Neptunian Object) dan dipercaya berukuran lebih besar dari Pluto.
Selamat Jadi planet yaa? Makan-makan... :)
Sumber:
Solar system to welcome three new planets
Posting berkaitan:
Planet ke Sepuluh
Selamat Jadi planet yaa? Makan-makan... :)
Sumber:
Solar system to welcome three new planets
Posting berkaitan:
Planet ke Sepuluh
03 Agustus 2006
Sensitifnya Arah Kiblat

Menarik membaca artikel republika yang berjudul Sensitifnya Arah Kiblat. Artikel tersebut menceritakan persoalan arah kiblat yang terukur melalui kompas yang ternyata berbeda-beda antara mesjid satu dengan lainnya, setidaknya ada tiga pilihan, 9, 8.5 atau 7.5. Mungkin kebanyakan mesjid yang didirikan di indonesia mengukur arah kiblat berdasarkan arah yang ditunjukkan kompas. Saya sendiri boleh dibilang tidak pernah menggunakan kompas untuk menentukan arah kiblat, jadi tidak paham maksud dari angka-angka diatas.
Mengutip dari artikel tersebut:
Jamaah ini seorang insinyur, yang setahun ini relatif setia shalat di masjid. Tetapi kemudian ia menemukan satu peta dunia dengan judul US/UK World Magnetic Chart -Rpoch 2000 Declination- Main Field (D). Di situ digambarkan bahwa Indonesia berada pada garis O, dan kalau ditarik garis lurus ke barat, maka menurut penghitungan ini arah kiblat masjid yang sekarang ini menuju ke Tanzania atau Zanzibar di Afrika Timur. Dia dan putera-puteranya pun memilih shalat di rumah.
Mungkin yang dimaksud peta yang ini. Memang sebagian besar wilayah indonesia masuk zona deklinasi "0", namun perlu diketahui bahwa peta tersebut adalah peta global. Tergantung sifat batuan di suatu wilayah, ada kalanya suatu wilayah mempunyai medan magnet yang kuat namun arahnya tidak sama dengan arah medan magnet bumi secara global. Hal ini menyebabkan banyak wilayah belum tentu deklinasinya sama dengan peta global diatas. Dibutuhkan peta lokal untuk menentukan deklinasi wilayah tertentu dan saya belum menemukan untuk wilayah Jakarta. Sebagai contoh bandingkan peta magnet wilayah amerika ini dengan global map diatas. Sangat berbeda bukan? Saya pernah mengukur arah utara dengan kompas (di Jakarta) dan saya pastikan ada selisih yahg cukup signifikan antara utara yang ditunjukkan kompas (magnetic north) dengan "Utara Benar" (true north).
Masalah kedua adalah kata "kalau ditarik garis lurus ke barat", bagaimana menarik garis ini? Jika anda menarik garis lurus dari Jakarta ke Mekkah diatas Peta, arah yang anda dapat bukanlah arah yang sesungguhnya! Mengapa? karena bumi bulat, sementara peta adalah proyeksi Bumi dalam dua dimensi. Dengan demikian akan ada distorsi jika anda menarik garis lurus di atas peta kemudian diproyeksikan di bola bumi. Garis yang demikian ini disebut dengan rhumb line atau loxodrom. Jika anda naik pesawat dari Jakarta mengikuti arah ini, anda tidak akan melewati kota Mekkah, alih-alih malah sampai ke kutub utara. Koq bisa? coba baca-baca artikel wikipedia.
Untuk menghitung sudut bearing (sudut antara arah "utara benar" dengan objek tujuan) harus dilakukan dengan matematika bola. Daripada hitung sendiri (dan belum tentu benar) anda bisa gunakan software ini untuk menghitung bearing kota anda dengan Ka'bah. Sebagai informasi, Ka'bah terletak pada koordinat 39o 49' 34" BT; 21o 25' 21" LU). Rumah saya di daerah Tanjung Priuk berada pada koordinat 106o 53' 12 BT ; 6o 7' 12"LS. Berdasarkan perhitungan dengan software diatas sudut bearing adalah 295,12o (dihitung dari utara berputar searah jarum jam) atau Jika kita menghadap ke barat, geser sebesar 25,12o ke arah utara (true north). Inilah arah kiblat dari Tanjung Priuk Jakarta. Untuk wilayah anda, silahkan hitung sendiri.
Menurut saya cara yang paling mudah menentukan arah kiblat adalah gunakan metode matahari, dan pada saat itu (kalau punya) kalibrasi kompas anda. Atau jika anda bisa mengukur perbedaan antara "utara magnet" dengan "utara benar" seharusnya arah kiblat dengan mudah bisa di tentukan.
Terakhir sebagai penutup, saya ingin mengutip sebuah ayat
"Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui". (Al baqarah: 115).
Jadi yang bener 9, 8.5 atau 7.5? waduh maaf... saya ga punya kompas.
18 Juli 2006
Matahari Mengelilingi Bumi
Saya sudah membaca bukunya. “Matahari mengelilingi bumi, sebuah kepastian Al-Qur’an dan as-Sunnah serta Bantahan terhadap teori bumi mengelilingi matahari” Pengarang: Ahmad Sabiq bin abdul lathif abu yusuf. Penerbit: pustaka al-furqon
Pertama kali dengar masalah ini dari posting di blog harry Sufehmi. Hari minggu kemarin ngobrol-ngobrol dengan seorang teman, ternyata doi punya bukunya. Buku ini saya pinjam dan langsung habis saya baca dalam waktu 3 jam.
Dari apa yang saya baca, menurut saya yang paling mengganggu bukanlah statemen bahwa "matahari mengelilingi Bumi" melainkan bagaimana mereka menafsirkan ayat Alqur'an untuk menjelaskan fenomena alam. Tampaknya kesimpulan ini juga bukan semata-mata hasil pemikiran si penulis, melainkan suatu pemahaman di lingkungan (aliran?) islam tertentu. Menurut saya agak sulit jika kita mendebat pendapat ini (kepada mereka) melalui bukti-bukti empiris, apalagi bukti yang di peroleh dari "ilmuwan kafir" :).
Semua ulama sepakat bahwa Alqur'an bukanlah Kitab Ilmu pengetahuan. Terlalu gegabah menafsirkan fenomena alam yang tertulis dalam Alqur'an secara literal, karena Bahasa Alqur'an menggunakan gaya bahasa sastra tingkat tinggi. menafsirkan alQur'an dibutuhkan keluasan ilmu dari penafsir dalam bidangnya, dan itupun belum tentu 100% benar karena tafsir alQur'an adalah hasil pemikiran manusia, BUKAN AlQur'an itu sendiri.
Ambillah contoh yang mudah. Ayat 14 Surat Ar-Rahman: "Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar". Apa betul tubuh kita terbuat dari tanah kering? Kenyataannya manusia terbuat dari tulang, daging, darah, dll. Apakah dengan demikian AlQur'an Salah?
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat ayat-ayat bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka (Ali Imran 190-191).
AlQur'an sendiri mengatakan bahwa fenomena alam, juga adalah ayat-ayat Allah (ulama menyebutnya sebagai Ayat Kauniyah). Inilah yang seharusnya dilakukan untuk memahami Alam semesta: mentafakuri fenomena alam yang terjadi disekitar kita. Ayat kauniyah "terbaca" (namun belum tentu di tafakuri) oleh semua umat, baik muslim dan non-muslim. Perbedaannya adalah apakah ayat-ayat ini akan semakin meningkatkan keimanan ataukah menambah kekufuran? Akankah kita mengingkari Ayat-ayat Kauniyah ini? yang artinya juga mengingkari AlQur'an terutama Ali imran ayat 190.
heliocentris vs Geocentris
Buku ini menuduh para pengikut aliran heliocentris sebagai pro-Kafir (Karena pencetus heliocentris Copernicus yang adalah orang kafir). Benarkah? Statemen ini dengan mudah dapat dibalik, karena aliran geocentris juga (sebelum islam) dicetuskan oleh "orang kafir" diantaranya Plato, Aristoteles dan yang paling masyhur Claudius Ptolomeus. Dari pada berdebat masalah ini coba kita buka lagi lembar sejarah. Buku ini memiliki banyak ketidak konsistenan. Penulis mencaci maki "ilmuwan kafir" seperti Aristotles dan Pythagoras, padahal se-ide dan sepaham dengan penulis. (tentang geocentris). hal ini menunjukkan ketidakpahaman penulis tentang sejarah.
Dari wikipedia, teori heliocentris pertamakali (diketahui) di gagas oleh Yajnavalkya dalam kitab Shatapatha Brahmana (abad 9 SM). Orang Yunani kuno yang mempunyai ide ini pertama kali adalah Aristarchus (abad 3 SM) dan abad pertengahan adalah Ilmuwan india bernama Aryabhata (476–550M),
Ilmuwan muslim pada awalnya mengikuti paham geocentris. Namun seiring dengan perkembangan ilmu astronomi (yang juga dibangun oleh banyak ilmuwan muslim pada masanya), mengalami banyak masalah dengan dengan teori ini. Akhirnya seorang ilmuwan muslim bernama ibnu al-Shatir (1304–1375M), dalam kitabnya yang berjudul Nihayat as-Sul fi Tashih al-Usul mengagas teori heliocentris. Perlu diketahui masa hidup Ibnu Shatir adalah sebelum Copernicus (1473-1543M). Penelitian ahli sejarah menemukan bahwa karya Copernicus mirip dengan yang diperoleh oleh Ibnu Shatir sehingga muncul dugaan bahwa pemikiran Copernicus adalah hasil mencontek dari Ibnu Shatir (nahh!!).
geocentris ataupun heliocentris, belum terdengar (setidaknya oleh saya) ilmuwan muslim pada saat itu saling menghujat apa lagi saling mengkafirkan satu sama lain.
Kesimpulan: Matahari Mengelilingi Bumi?
menurut saya pribadi, kesimpulan ini (matahari mengelilingi bumi) benar, dengan catatan bahwa Alqur'an menggunakan bumi sebagai acuam diam. tidak salah toh? Jika bumi sebagai acuan diam maka seluruh benda langit secara relatif bergerak mengelilingi Bumi. Namun kesimpulan sebaliknya juga tidak salah. Bukti empiris menunjukkan bahwa Bumilah yang mengelilingi matahari. Bukti empiris adalah Ayat kauniyah yang juga datangnya Dari Allah SWT dan keduanya (ayat AlQur'an dan ayat Kauniyah) tidak saling bertentangan karena dalam AlQur'an tidak tertulis secara explisit bahwa matahari mengelilingi bumi (atau sebaliknya).
Lalu mengapakah karena hal ini kita saling menghujat sesama muslim?
Pertama kali dengar masalah ini dari posting di blog harry Sufehmi. Hari minggu kemarin ngobrol-ngobrol dengan seorang teman, ternyata doi punya bukunya. Buku ini saya pinjam dan langsung habis saya baca dalam waktu 3 jam.
Dari apa yang saya baca, menurut saya yang paling mengganggu bukanlah statemen bahwa "matahari mengelilingi Bumi" melainkan bagaimana mereka menafsirkan ayat Alqur'an untuk menjelaskan fenomena alam. Tampaknya kesimpulan ini juga bukan semata-mata hasil pemikiran si penulis, melainkan suatu pemahaman di lingkungan (aliran?) islam tertentu. Menurut saya agak sulit jika kita mendebat pendapat ini (kepada mereka) melalui bukti-bukti empiris, apalagi bukti yang di peroleh dari "ilmuwan kafir" :).
Semua ulama sepakat bahwa Alqur'an bukanlah Kitab Ilmu pengetahuan. Terlalu gegabah menafsirkan fenomena alam yang tertulis dalam Alqur'an secara literal, karena Bahasa Alqur'an menggunakan gaya bahasa sastra tingkat tinggi. menafsirkan alQur'an dibutuhkan keluasan ilmu dari penafsir dalam bidangnya, dan itupun belum tentu 100% benar karena tafsir alQur'an adalah hasil pemikiran manusia, BUKAN AlQur'an itu sendiri.
Ambillah contoh yang mudah. Ayat 14 Surat Ar-Rahman: "Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar". Apa betul tubuh kita terbuat dari tanah kering? Kenyataannya manusia terbuat dari tulang, daging, darah, dll. Apakah dengan demikian AlQur'an Salah?
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat ayat-ayat bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka (Ali Imran 190-191).
AlQur'an sendiri mengatakan bahwa fenomena alam, juga adalah ayat-ayat Allah (ulama menyebutnya sebagai Ayat Kauniyah). Inilah yang seharusnya dilakukan untuk memahami Alam semesta: mentafakuri fenomena alam yang terjadi disekitar kita. Ayat kauniyah "terbaca" (namun belum tentu di tafakuri) oleh semua umat, baik muslim dan non-muslim. Perbedaannya adalah apakah ayat-ayat ini akan semakin meningkatkan keimanan ataukah menambah kekufuran? Akankah kita mengingkari Ayat-ayat Kauniyah ini? yang artinya juga mengingkari AlQur'an terutama Ali imran ayat 190.
heliocentris vs Geocentris
Buku ini menuduh para pengikut aliran heliocentris sebagai pro-Kafir (Karena pencetus heliocentris Copernicus yang adalah orang kafir). Benarkah? Statemen ini dengan mudah dapat dibalik, karena aliran geocentris juga (sebelum islam) dicetuskan oleh "orang kafir" diantaranya Plato, Aristoteles dan yang paling masyhur Claudius Ptolomeus. Dari pada berdebat masalah ini coba kita buka lagi lembar sejarah. Buku ini memiliki banyak ketidak konsistenan. Penulis mencaci maki "ilmuwan kafir" seperti Aristotles dan Pythagoras, padahal se-ide dan sepaham dengan penulis. (tentang geocentris). hal ini menunjukkan ketidakpahaman penulis tentang sejarah.
Dari wikipedia, teori heliocentris pertamakali (diketahui) di gagas oleh Yajnavalkya dalam kitab Shatapatha Brahmana (abad 9 SM). Orang Yunani kuno yang mempunyai ide ini pertama kali adalah Aristarchus (abad 3 SM) dan abad pertengahan adalah Ilmuwan india bernama Aryabhata (476–550M),
Ilmuwan muslim pada awalnya mengikuti paham geocentris. Namun seiring dengan perkembangan ilmu astronomi (yang juga dibangun oleh banyak ilmuwan muslim pada masanya), mengalami banyak masalah dengan dengan teori ini. Akhirnya seorang ilmuwan muslim bernama ibnu al-Shatir (1304–1375M), dalam kitabnya yang berjudul Nihayat as-Sul fi Tashih al-Usul mengagas teori heliocentris. Perlu diketahui masa hidup Ibnu Shatir adalah sebelum Copernicus (1473-1543M). Penelitian ahli sejarah menemukan bahwa karya Copernicus mirip dengan yang diperoleh oleh Ibnu Shatir sehingga muncul dugaan bahwa pemikiran Copernicus adalah hasil mencontek dari Ibnu Shatir (nahh!!).
geocentris ataupun heliocentris, belum terdengar (setidaknya oleh saya) ilmuwan muslim pada saat itu saling menghujat apa lagi saling mengkafirkan satu sama lain.
Kesimpulan: Matahari Mengelilingi Bumi?
menurut saya pribadi, kesimpulan ini (matahari mengelilingi bumi) benar, dengan catatan bahwa Alqur'an menggunakan bumi sebagai acuam diam. tidak salah toh? Jika bumi sebagai acuan diam maka seluruh benda langit secara relatif bergerak mengelilingi Bumi. Namun kesimpulan sebaliknya juga tidak salah. Bukti empiris menunjukkan bahwa Bumilah yang mengelilingi matahari. Bukti empiris adalah Ayat kauniyah yang juga datangnya Dari Allah SWT dan keduanya (ayat AlQur'an dan ayat Kauniyah) tidak saling bertentangan karena dalam AlQur'an tidak tertulis secara explisit bahwa matahari mengelilingi bumi (atau sebaliknya).
Lalu mengapakah karena hal ini kita saling menghujat sesama muslim?
05 Juli 2006
Dimana Voyager Sekarang?

Satelit Voyager (Voyager 1 & Voyager 2) adalah benda buatan manusia terjauh yang pernah ada. Saat ini berada pada jarak sekitar 100 kali jarak bumi-matahari dan bergerak dengan kecepatan hampri 1.500.000 km per hari. Sistem tenaga dalam satelit diharapkan masih mampu memberi "nyawa" hingga tahun 2020 yang pada saat itu satelit-satelit ini mungkin sudah mencapai jarak sekitar 13 milyar kilometer dari bumi.
sumber:
NASA
09 Mei 2006
Lumba-Lumba di Yupiter?

“Scientists were just amazed at the results of a computer analysis of the data. The frequency of the sounds coming from the moon’s ocean was found to be equal to that of the sounds produced by dolphins on Earth! The error margin is 0.001%,” said Clark.Betulkah ada Ikan lumba-lumba disana? Temuan yang sangat menarik.
30 Maret 2006
Planet ke Sepuluh

Ilmu astronomi saat ini memiliki perkembangan baru: sekitar dua dekade terakhir banyak ditemukan objek baru yang diklasifikasikan sebagai Objek "Trans-Neptunian Object" (TNO). TNO adalah benda-benda langit semacam asteroid atau komet yang terletak lebih jauh dari planet Neptunus. Objek-objek yang baru ditemukan ini beberapa lebih besar dari Ceres (asteroid terbesar yang diketahui) bahkan ada yang lebih besar dari planet Pluto!. Kenyataan ini menjadikan perdebatan dikalangan astronom, Apa kriteria sebuah object untuk digolongkan sebagai planet? Planet pluto sendiri terancam "turun pangkat" karena banyak astronom meyakini pluto hanyalah salah satu anggota TNO. Kalau Pluto bukan planet, berarti semua ensiklopedia, buku-buku pelajaran, katalog dan lain-lain harus direvisi.
Sebagian ilmuwan menyatakan akan lebih arif tetap menganggap pluto sebagai planet karena nilai sejarahnya.
Saat ini telah ditemukan lebih dari 700 TNO dan sebagian besar ditemukan dalam dekade 90-an hingga sekarang. Studi tentang TNO tampaknya akan menjadi bidang studi tersendiri dan tidak tertutup kemungkinan ditemukannya objek baru yang lebih besar dari yang telah ditemukan saat ini.
However, tentang perdebatan kriteria sebuah planet seperti disebut diatas, The International Astronomical Union (IAU) dijadwalkan akan merilis kriteria dan definisi planet pada bulan september 2006 ini. Kita tunggu hasilnya, akankah jumlah planet akan bertambah ataukah malah berkurang?
Kalaulah memang telah ditemukan atau ditetapkan planet ke-10, lalu akan dikasih nama apa? Banyak orang mengusulkan banyak nama. Yang paling populer adalah persephone. Persephone adalah istri Hades (dewa kegelapan dalam mitologi Yunani). Selain itu diusulkan juga Xena diambil dari tokoh dalam serial TV. Alasan diambil nama Xena adalah reprentasi huruf "X" yang artinya ke-10 dalam angka romawi. Namun mungkin akan ada sedikit masalah, Xena adalah tokoh "fiktif" yang tidak ada dalam mitologi Yunani. Namun nama Persephone juga bukannya tidak bermasalah. Nama ini telah dipakai untuk nama sebuah asteroid Nomor 399. Alternatifnya adalah Proserpina, istri Pluto. Nama ini sesungguhnya lbih cocok dibanding Persephone karena semua nama planet sebelumnya diambil dari mitologi Romawi, namun masalahnya sama seperti Persephone, nama ini juga sudah diambil untuk nama asteroid nomor 26.
Hingga saat ini setidaknya ada dua kandidat sebagai Planet ke-10, yaitu:
2003 UB313
Ditemukan 5 January 2005 (berdasarkan analisa foto yang diambil pada bulan oktober 2003). 2003 UB313 diyakini lebih besar dibanding Pluto (Diameternya sekitar 4/3 Pluto) dan juga memiliki Satelit.
Sedna
Ditemukan 14 november 2003. Jika beberapa waktu lalu anda pernah membaca artikel tentang ditemukannya planet ke-10, kemungkinan besar yang dimaksud adalah Sedna. Sedna menuai publikasi lumayan luas saat ditemukan. Sedna berdiameter sekitar 2/3 kali diameter planet Pluto. Jarak rata-rata sedna terhadap matahari lebih jauh dibandingkan dengan UB313
28 Februari 2006
Komet Pojmanski

Happy hunting.
11 Januari 2006
Polaris Sang Bintang
Polaris sekarang msedang menjadi "bintang". Microsoft menamai Porject untuk Media Player v.11 dengan nama Polaris. Sementara itu kernel baru hasil porting OpenSolaris untuk PowerPC processor juga diberi nama Polaris.
In fact, Polaris memang nama bintang. Kemarin situs hubble memberitakan penemuan terbaru tentang bintang Polaris. KCM juga hari ini memberitakan hal yang sama, hanya saja bintang polaris disebut dengan "Bintang Timur". Pada awalnya (waktu membaca judul artikel) agak sedikit mengacaukan saya. Saya pikir bintang timur yang mana? ternyata yang dimaksud adalah Polaris, si "Bintang Utara". KCM mulai ngaco.
--------
update 12/01/2006
Udah di benerin tuh, sekarang judulnya "Pasangan Bintang Kutub Terlihat". Sayang yang kemarin itu ga ada skrinsyotnya.
In fact, Polaris memang nama bintang. Kemarin situs hubble memberitakan penemuan terbaru tentang bintang Polaris. KCM juga hari ini memberitakan hal yang sama, hanya saja bintang polaris disebut dengan "Bintang Timur". Pada awalnya (waktu membaca judul artikel) agak sedikit mengacaukan saya. Saya pikir bintang timur yang mana? ternyata yang dimaksud adalah Polaris, si "Bintang Utara". KCM mulai ngaco.
--------
update 12/01/2006
Udah di benerin tuh, sekarang judulnya "Pasangan Bintang Kutub Terlihat". Sayang yang kemarin itu ga ada skrinsyotnya.
07 Desember 2005
Dawn Mission
Sudah jadi kebiasaan NASA untuk membawa oleh-oleh di dalam misi satelit penjelajah antar planet. Kali ini misi satelit Dawn adalah meneliti asteroid. Oleh-oleh yang dibawa adalah daftar nama yang di cetak diatas sebuah mikrochip dengan teknik cetak yang sangat canggih. Microchip ini akan ditempel di badan satelit tersebut yang dalam beberapa tahun kedepan akan mengorbit disekitar sabuk Asteroid (orbit antara planet Mars dan Yupiter). Anda bisa menitip nama anda untuk dicetak di atas microchip tersebut.
Langganan:
Postingan (Atom)