16 Agustus 2008

Hisab Ramadhan Syawal 1429H

Alhamdulillah, tidak lama lagi (jika Allah masih memberi umur) kita akan menjumpai bulan suci ramadhan, bulan yang kita nanti-nantikan.

Seperti yang telah saya lakukan dalam beberapa tahun terakhir, saya mencoba menghitung dengan kemampuan saya yang terbatas, dengan jurus yang sama seperti tahun lalu dan sebelumnya lagi (belum nambah ilmu nih)

Dari kalender bulan dari NASA, ijtimak atau konjungsi bulan pada tahun ini:
Ramadhan --> Tanggal 30-08-2008: 19:58 UTC (31-08-2008 02:58 WIB )
Syawal ------> Tanggal 29-09-2008: 08:12 UTC (29-09-2008 15:01 WIB)

Dari data diatas tebakan saya mayoritas ormas atau lembaga berwenang akan seragam dalam menentukan awal ramadhan. Megapa? Karena data menunjukkan jarak antara konjungsi dengan terbenam matahari terpaut cukup lama( 21 jam untuk WIB dan 23 Jam untuk WIT). Semakin lama jarak konjungsi dan terbenam matari, semakin jauh jarak sudut antara matahari dan bulan sehingga kemungkinan besar Hilal pasti terlihat pada sore hari tanggal 31 Agustus 2008. Dengan demikian umat islam akan memulai ibadah shaum ramadhan mulai tanggal 1 september 2008.

Berbeda untuk penentuan akhir ramadhan. Ijtima' tarjadi hanya sekitar 3 jam sebelum matahari terbenam untuk wilayah Indonsia Barat, dan 1 jam untuk wilayah indonesia timur. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, situasi ini menyebabkan hilal (walaupun diatas ufuk) kecil kemungkinan bisa dilihat mata. Karenanya ada potensi perbedaan tanggal untuk penentuan 1 syawal di masyarakat. Bisa jadi sebagian masyarakat berpuasa selama 29 hari, namun ada yang menggenapkan 30 hari. Sebagai perbandingan, tahun 2007 lalu jarak konjungsi dengan terbenam matahari adalah 5 jam. Saat itu Pemerintah memutuskan 1 syawal jatuh esok lusa, sementara Muhammadiah memutuskan esok hari.

Pada uraian di atas saya hanya memperhitungkan faktur jarak waktu antara konjungsi dengan matahari terbenam. walapun tidak akurat karena banyak faktor lain yang harus dipertimbangkan seperti ketinggian, fase dan sudut elongasi terhadap matahari (dan kebetulan sekarang ini bukan fokus oprekan saya), mungkin ini kriteria yang paling mudah dipahami oleh masyarakat awam. Saya akan coba jelaskan sedikit dengan bahasa yang sederhana.

Jika pada saat konjungsi jarak matahari-bulan nol derajat, maka setelah itu pelan-pelan bulan mulai berjarak terhadap matahari. Semakin lama semakin jauh. Oleh karena itu, ketinggian bulan (saat matahari terbenam) tergantung sudah berapa lama konjungsi terjadi dimana semakin lama, semakin tinggi. yang paling mudah adalah jika konjungsi terjadi lebih dari 7 jam saat matahari terbenam, hampir bisa dipastikan hilal dapat terlihat. Namun jika konjungsi terjadi kurang dari 7 jam sebelum matahari terbenam, maka kemungkinan besar hilal sulit dilihat, dan para ahli hisab mungkin akan berselisih karena kriteria hilal di saat kritis tersebut sampai saat ini ada banyak versi dan masih diperdebatkan.

Jadi, kalau ada perbedaan lagi, pilih yang mana? Buka mata, buka pikiran, putuskan dengan ilmu dan yakinkan dengan iman. insya Allah, posting ini akan saya update dengan link dari artikel lain yang bermanfaat.

Oyah hampir lupa. selamat menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan.

Seputar Rukyah dan hilal
Artikel di Blog Mutoha
Kriteria Said Jenie tentang Hilal
Situs Rukyat-Hilal Indonesia

Seputar Awal Ramadhan/Syawal 1429H