16 Desember 2006

Efek Coriolis: Bukti Bumi Berputar


Jaman sekarang ini masih ada orang yang menganggap bahwa bumi ini diam. Atau lebih parah lagi: Bumi ini datar. Bagaimana membuktikan bahwa bumi ini berputar pada porosnya ? kenyataan bahwa matahari, bulan dan benda langit lainnya terbit dan terbenam setiap harinya tampaknya tidak cukup membuktikan bahwa bumilah yang berputar (bukan sebaliknya: matahari mengelilingi bumi).

Bukti harusnya dapat diperoleh berdasarkan hasil pengamatan. Jika benar bumi berputar, pastilah ada efek atau fenomena alam sebagai hasil dari pergerakannya. Karena bumi yang berputar bukti itu harus dicari di bumi, bukan di Matahari atau benda luar angkasa lain. Ada bukti seperti ini. salah satunya "Efek Coriolis".

Efek Coriolis melekat pada fenomena defleksi (pembelokan arah) gerak sebuah benda pada sebuah kerangka acuan yang berputar, khususnya di permukaan Bumi. Diambil dari nama seorang ilmuwan prancis: Gaspard Gustave Coriolis (1792). Pada intinya, sebuah benda yang bergerak lurus dalam kerangka yang berputar, akan terlihat berbelok oleh pengamat yang diam di dalam kerangka tersebut. Perhatikan gambar di sebelah. Titik hitam bergerak lurus dan titik merah diam di dalam kerangka berputar. Titik merah akan melihat titik hitam bergerak dengan lintasan melengkung.

Dalam pelajaran Geografi disekolah pasti kita pernah dikenalkan dengan Hukum Boys Ballot yang kurang lebih mengatakan "Angin cyclon di belahan bumi utara akan berputar berlawanan arah jarum jam, namun sebaliknya berputar searah jarum jam di belahan bumi selatan". Mengapa? karena gerakan angin (relatif terhadap permukaan bumi) di belokkan oleh efek dari rotasi bumi. Sama seperti pada gambar diatas. Inilah yang disebut dengan gaya Coriolis. Semakin ke arah khatulistiwa, gaya coriolis makin mengecil. Itulah sebabnya angin cyclon hampir tidak pernah terjadi di wilayah khatulistiwa.

Gaya coriolis juga dapat di perlihatkan melalui experimen. Yang terkenal adalah yang disebut dengan Pendulum Foucault. Gantunglah sebuah pendulum dan ayunkan secara terus menerus. Apa yang terjadi? Arah ayun bandul tersebut lama kelamaan tidak lagi pada arah yang sama, tapi bergeser ke arah lain. Setelah satu hari atau lebih (tergantung lokasi bandul) arah ayun bandul akan kembali pada posisi awal, seakan-akan bandul diputar oleh gaya misterius. Mengapa bisa begitu? efek coriolis.

Efek coriolis diterima luas sebagai fakta ilmiah yang tak terbantah dan ini adalah bukti yang sangat akurat (karena dapat diukur dan dibuktikan, baik secara fisik maupun matematis) bahwa bumi sesungguhnya berputar pada sumbunya. Untuk lebih teliti lagi, terdapat tiga komponen gerak bumi pada kerangka insersialnya: Gerak Rotasi, Gerak Presesi dan Gerak Nutasi. Ini belum termasuk gerak revolusi (mengelilingi matahari) dan bersama-sama matahari bergerak mengelilingi pusat galaksi Bimasakti, dan seterusnya.

15 Desember 2006

Domain Pribadi

Ngomong masa lalu dikit....
Pertama kali mendengar mahluk bernama "internet" adalah sekitar tahun 1994, namun benar-benar bersentuhan dengan internet baru pada tahun 1996. (Ah, sudah hampir 11 tahun yang lalu). Pada waktu itu saya berpikir dalam hati, kalau punya website... alangkah kerennya. Punya domain? belum kepikiran.

Mungkin karena jodoh dan faktor keberuntungan, sejak itu (sampai sekarang) saya memiliki akses internet yang cukup baik. Minat saya ngoprek komputer (yang tidak sesuai dengan jurusan saya kuliah) memudahkan saya merealisasikan mimpi punya website. Walau demikian pada akhirnya saya harus mengakui, bikin website itu gampang. Ngisinya yang susah.. Oyah, waktu itu belom ada blog, bahkan google pun belum lahir.

Beberapa waktu lalu saya mengobrol dengan seorang teman via Y!M. "Kamu belom punya domain sendiri ech?" Yang dimaksud adalah domain di internet, khususnya domain TLD .com . Kami mengobrol dengan topik personal domain dan diakhiri dengan kesimpulan "Kelihatannya kamu ga berminat punya domain sendiri ech?" Teman saya mengajukan argumen bahwa prinsip kepemilikan domain adalah "Siapa cepat, dia dapat!", Selain itu punya domain sendiri setidaknya akan menambah prestise/gengsi. Oleh karena itu penting untuk cepat-cepat merebut nama-nama domain yang strategis, setidaknya domain yang cocok dengan personal kita, sebelum diklaim oleh orang lain.

Saya tidak menyanggah argumen diatas. Namun sebagai orang yang sudah terbiasa bermain-main di internet, justru masalah ini tidak lagi terlalu saya pikirkan. Punya domain adalah hal biasa. Siapapun bisa dan boleh punya nama domain, selama belum di klaim orang. Dari pada punya domain sendiri, lebih gengsi kalau punya subdomain dari institusi keren (katakanlah nasa.gov, mit.edu). Lagi pula, punya domain sendiri kesannya narsis banget. (hohoh... Punya blog seperti ini aja sudah membuktikan bahwa saya memang narsis ;).

Tapi mungkin ada benarnya juga. Ga punya domain berarti ga gaul (eh sapa tuh yang ngomong?). Nah, begitu dapat info bahwa kita bisa mendaftar domain web.id secara gratis, saya juga mencobanya dan.... voila! http://ech.web.id . Proses pendaftaran mudah dan cepat lhoo... (disetujui kurang dari 2 hari). Untung domain ini belum ada yang klaim.

Bukannya lebih keren kalau belakangnya .com? Saya pribadi ga sepenuhnya setuju. TLD .com memang paling populer dikalangan awam (Kalau belakangnya .com udah pastilah itu situs internet, ga mungkin situs purbakala) namun domain .com menurut saya sudah jenuh, lekat dengan paradigma lama dan yang paling menyebalkan adalah: dihantui oleh para spekulan Domain.

05 Desember 2006

Bedah Tas

Tas Iko meminta saya menulis postingan tentang isi tas saya.
Sebagai informasi aja, saya adalah tipe orang yang praktikal. Apa yang saya bawa hanyalah barang-barang yang memang perlu saya bawa. Dulu waktu saya belum dapat jatah laptop dari kantor hampir setiap hari pulang pergi kantor saya me"lenggang kangkung" alias ga bawa apa-apa. Dompet dan HP seh dibawa dalam kantong, tapi tas dan sepatu saya tinggal di kantor. Pernah dikritik temen, pulang pergi ke kantor koq sendalan jepit. Memang keseharian saya kalau dikantor saja (ga ke customer) cuma pakai sendal. selama ga melanggar peraturan, ya ga papa kan? Malah ada efek samping, sepatu jadi awet (udah 3 tahun ga ganti sepatu).

Sekarang mau ga mau tiap hari pulang pergi kudu bawa tas. Sebenernya agak berat, tapi dari pada barang berharga berpotensi hilang terpaksa di bawa-bawa terus. Apakah isinya?

1. Tas.
Sebelum ngomongin isi, liat dulu tasnya. Targus Model CCL302. Kalau ditanya harga kurang tahu juga. Ini tas adalah kenang-kenangan dari Teman-teman sekantor di tempat kerja saya sebelumnya. Betul-betul hadiah yang bagus dan juga sangat bermanfaat. Model tas punggung tapi tidak terlalu tebal. Cocok buat saya yang bawaannya cuma sedikit. Oyah tas ini juga kedap air. Beberapa kali saya kehujanan (agak khawatir juga) namun isinya tetap selamat. Terima kasih to bos Indri yang menghadiahkan saya tas ini.

Thinkpad2. Laptop
Muatan utama tas: IBM Thinkpad R51. Sebenernya ini barang milik kantor, tapi dipinjamkan untuk urusan pekerjaan. Tidak perlu berpanjang lebar, benda ini the most important thing dari semua barang yang saya bawa.

3. Peripheral Laptop
Power adapter, kabel power, kabel UTP, rantai Laptop, Mousepad dan Mouse.
Kalau benda-benda ini ketinggalan, bakalan repot. Terutama power adapter. Baterai laptop saya sudah agak lemah, kekuatannya kurang dari 1 jam. Jadi ga bawa adapter sama saja seperti ketinggalan laptop. Mousepad adalah souvenir dari CBN.

3. Hardisk External
Udah pernah dibahaskan? Isinya file2 penting yang ga muat di laptop.

4. ID Card dan Kartu nama
ID Card harusnya di kenakan, tapi koq saya risih kalau ada yang gondal-gandul di kantong. Taruh dalem tas aja.

5. Earphone
Untuk menikmati MP3 dari laptop. Merk-nya samsung (ntah asli atau palsu), tapi beli di kaki-lima belakang kantor sehabis jumatan. Waktu itu saya iseng cobain semua earphone yang dijual, eh.. koq suaranya cempreng semua (iya lah... ^_^). Terus saya tantang si abangnya "Bang apa ga ada yang bagus?" Si abang bilang ada koq sambil ngeluarin earphone dari dalam kantongnya. Si Abang bilang sengaja ga di pamerin karena barang bagus takut hilang/rusak. Saya coba tes pakai MP3 player saya, laahh.. ini baru lumayan. Kualitasnya menyamai Earphone original MP2 Pl3yer saya (Creative MuVO), jauh lebih baik dari semua earphone yang di gelar. Setelah tawar menawar, eh harganya cuma 25 rebu. Lumayanlah dibanding originalnya yang ratusan rebu.

Yup isi tas kurang lebih cuma segitu itu. Selain tas, biasanya saya kemana-mana juga bawa:

- Dompet.
Isinya? SIM, STNK, KTP dan duit (50-100 rebu). Defaultnya ga bawa ATM dan kartu kredit. Kalau keluar kota kebalikannya, bawa ATM dan Kartu kredit, tapi ga bawa SIM dan STNK. Oyah, kadang agak nyesel karena ga bawa kartu donor darah (kalau ketemu aksi donor darah)

- HP
Nokia 6610. Belum ada rencana ganti. Ini adalah HP ke-4 dan so far yang paling lama saya pakai (udah 2 tahun lebih). Sebelumnya adalah Nokia 6110, 3210 dan 8210. Yang dua pertama hilang dicopet di bis. Nokia 8210 masih ada tapi saya pinjamkan ke adik .

- MP3 Player
Creative Muvo. Udah pernah dibahas juga koq. Benda ini digunakan untuk mendengarkan musik selama perjalanan sekaligus sebagai FlashDisk.

04 Desember 2006

Peraturan Lampu Sepeda Motor

Mulai hari ini mulai diberlakukan peraturan baru di Wilayah DKI Jakarta: Sepeda motor kudu menyalakan lampu di siang hari, dan disediakan jalur khusus sepeda motor disebelah kiri. Kalau saja saya tidak membaca beritanya sabtu kemarin, mungkin saya terheran-heran kenapa hari ini banyak sepeda motor yang menyalakan lampunya.

Sebenarnya ga banyak juga. Dari pengamatan saya, hanya sekitar 20%an pengendara motor yang menyalakan lampunya. Sementara saya tidak melihat jalur khusus sepeda motor di sepanjang rute dari rumah ke kantor. Mungkin sosialisasi peraturan baru ini masih belum efektif. Harapan saya pengendara motor di Jakarta makin tertib dan disiplin dan kasus kecelakaan makin berkurang tentunya.

02 Desember 2006

Laptop untuk Istriku

M100Beberapa waktu terakhir ini istri saya agak mengeluh tentang waktunya yang kurang produktif. Di sekolah jam mengajar berkurang, tapi (peraturannya) harus tetap disekolah sampai jam sekolah berakhir. Sementara tugas membuat skenario pembelajaran, laporan hasil nilai dan lain-lain tidak bisa dikerjakan di rumah karena kerepotan mengurus anak. Di sekolah fasilitas komputer kurang nyaman. Ada komputer, tapi banyak masalah (virus, error program) dan juga harus saling berbagi. Kesimpulannya setelah selesai mengajar istri saya agak "luntang-lantung" disekolah, padahal masih banyak tugas-tugas yang harus dikerjakan.

Maka saya katakan kepada istri " Wahai istriku, yang engkau butuhkan adalah sebuah laptop. Dengan itu kamu bisa lebih produktif di sekolah, dan juga dirumah. Sekarang katakan, laptop model gimana yang engkau inginkan?" Sebenarnya saya sudah mengusulkan untuk membeli laptop sejak beberapa bulan lalu, namun istri saya menolak dengan alasan belum begitu perlu (lagi pula ada PC dirumah). "Baiklah suamiku, kalau boleh daku ingin laptop yang tidak usah terlalu mahal, tapi kecil dan ringan". Kebutuhan istriku kebanyakan hanyalah untuk mengedit/ mengetik naskah dan paling jauh untuk presentasi mengajar di kelas. Oleh karena itulah menurutnya tidak perlu laptop yang canggih dan mahal. "Baiklah istriku. Kita nanti jalan-jalan di Mangga dua, siapa tahu ada yang berkenan dihatimu".

Sebenarnya requirement istri saya agak kontradiktif. Kecil biasanya ringan, tapi murah? Ada ga ya?? Ketika jalan-jalan di mall Mangga dua dan di Orion Dusit disebelahnya saya perhatikan laptop sekarang sudah murah-murah. dengan budget 7 jutaan, sudah dapat laptop baru merk Acer atah HP dengan chip centrino. tambah 1.5 juta lagi bisa dapat centrino duo. Kalau mau cari merk yang kurang terkenal malah bisa dapat 4 jutaan (tapi bukan centrino). Namun dari semua yang saya lihat rata-rata ukuran layarnya 14"-15". Masih kegedean kata istri saya. Ada seh yang agak kecilan, namun harganya yang ga tahan. Setidaknya 16 jutaan kalau di kurs rupiah. Masih kemahalan kata istri saya.

Akhirnya sampai di suatu toko, mata kami tertuju pada laptop bekas yang dipajang: Toshiba Portege M100. Saya tanya pendapat istri saya, dia bilang yang seperti ini juga boleh. Kami tanya ke penjual dan sedikit tawar menawar di peroleh harga 6 juta + bonus upgrade memory ke 512MB, mouse dan tas. Spesifikasi: Centrino 1,2GHz, Mem 256MB, HDD 40GB.

I Know, dengan dana 6 juta kami bisa dapat laptop baru. tapi ini biar bekas tapi barang bagus. Kelas Portege yang saya tahu adalah Kelas High-end di jajaran Toshiba. Saya chek di internet, review pengguna untuk laptop seri M100 ini sangat baik. Kecuali ini adalah barang bekas, laptop ini memenuhi semua requirement dan budjet.

Samapi rumah dilakukan sidang itsbat. Calon yang masuk adalah di jajaran HP Pavilion dan Acer Travelmate. Keduanya barang baru dengan chip centrino seharga 7.5 jutaan. Istri saya akhirnya memilih Toshiba Portege M100 diatas. Pertimbangannya masih sama: kecil, ringan, murah.Saya kembali menelpon toko yang bersangkutan menanyakan jaminan garansi dan kualitas barang. Dari beberapa pembicaraan dengan beberapa teman, resiko membeli laptop bekas adalah barangnya sudah tidak original (onderdilnya di tukar-tukar) dan yang parah: tidak ada garansi (cuma garansi toko, itu juga cuma 3 bulan). Jawaban dari toko cukup memuaskan saya. Saya putuskan untuk membeli dan sampai rumah langsung saya chek spesifikasi dengan tool yang sama miliki, sekalian burn test. Kesimpulannya, onderdil laptop kelihatannya masih original dan masih OK. Batre pun saya chek masih tahan 3.5 jam. Hebat, Batre laptop saya sendiri cuma tahan 1 jam (Bukan laptop baru seh). Eh... di bawahnya koq ada stiker COA (Certified of Authority) Windows XP? Berarti kalau saya install windows XP ga ngebajak dong? xixixi.....

Mudah-mudahan saya tidak salah pilih. Istri saya sendiri kelihatannya happy dengan laptop barunya dan dipuji oleh rekan-rekan guru lain sebagai laptop terkecil dan ringan di sekolah (di sekolah sebagian guru banyak yang sudah memiliki laptop). Setelah punya laptop istri saya berjanji mau belajar Linux, mengarang buku dan juga nge-blog. Bagus lah...

Ngomong-ngomong sebenernya saya juga disarankan untuk membeli laptop baru oleh kantor. Yang sekarang saya pakai adalah properti kantor. Jika saya membeli laptop baru (dengan spesifikasi terserah saya), harga akan dibayar kantor dan laptop menjadi milik saya pribadi. Asik... tapi saya malah bingung mau beli yang mana. Laptop yang saya pakai sekarang adalah IBM Thinkpad R51. Sebenarnya saya ga ada masalah dengan laptop yang sekarang, malah sangat happy sampai-sampai saya berpikir apakah (kalau beli) laptop baru akan bisa sehebat laptop ini? Mungkin acara beli laptopnya ditunda sampai awal tahun depan...

01 Desember 2006

Agak Sibuk....

Akhir-akhir ini saya agak kurang produktif menulis di blog. Kurang vitamin? bukan... agak sibuk aja. "Ah... Sok sibuk lo..". I know, semua orang juga sibuk, tapi kesibukan saya sebulanan ini (sejak abis lebaran) bener-bener menyita tenaga, pikiran dan waktu saya. Saya terlibat dan kudu menyelesaikan beberapa projek dimana saya baru pertama kali mengimplementasikan produk tersebut (banyak habis waktu untuk ngoprek dan bikin dokumentasi) yang menyebabkan sampai rumah sudah agak larut malam. Selain itu saya juga ngebangun rumah bagian dapur dan belakang (kebetulan memang schedulenya abis lebaran). Setiap weekend jadi mandor dan karena itu pula setiap dua hari sekali tidak pulang kerumah selama 2 minggu berturut-turut.

Dirumah juga sejak habis lebaran kemarin sampai sekarang tidak ada pembantu. Setiap malam saya dan istri kecapean atas pekerjaan masing-masing, namun tidur kurang nyenyak karena dua anak kami yang masih kecil sering terbangun di tengah malam. Sebelum membuka laptop dan meneruskan kerjaan dirumah kami harus menidurkan anak dulu karena kalau kerja sebelum mereka tidur, susah konsentrasi dan ga beres-beres.

Beginilah dinamika keluarga muda (eh.. masih muda yaa?) :)
btw udah bulan desember. I love Desember.