13 Juli 2008

L'Arbre du Ténéré

Tenere Kadang wikipedia menginformasikan sesuatu yang sangat unik, setidaknya bagi saya pribadi. Kali ini adalah kisah sebuah pohon yang bernama asli (dalam bahasa lokal) L'Arbre du Ténéré atau Tree of Ténéré dalam bahasa inggris.

L'Arbre du Ténéré adalah sebuah pohon biasa sejenis akasia. tingginya sekitar 3 meter dan hidup merana. Istimewanya? adalah satu-satunya pohon yang tumbuh dalam radius lebih dari 400km di wilayah gurun sahara. kondisi geografis tempat dimana pohon ini tumbuh sangatlah tandus, namun -mungkin juga sebuah keajaiban- pohon ini berhasil bertahan hidup selama puluhan tahun.

Akhir hayat pohon ini cukup ironis. pada tahun 1973, sebuah truk menabraknya sampai patah. Bukan cuaca tandus kering dan gersang yang membunuhnya melainkan orang mabuk yang menyetir truk. Dan sesungguhnya bukan kali itu saja pohon ini pernah ditabrak mobil.

Sisa patahan pohon ini kini disimpan di musium nasional Nigeria.

artikel asli:
Wikipedia

11 Juli 2008

Selamat jalan pak Said

Email pertama yang saya baca hari ini sangat mengejutkan. Prof. Said D Jenie telah wafat pada hari ini (11 Juli 2008) pukul 07:50. Saya mengetahui bahwa beliau tengah dirawat dirumah sakit karena serangan jantung namun sama sekali tidak menyangka bahwa sudah dekat waktunya untuk kembali ke Yang Maha Kuasa.

Mengenang kembali semasa saya masih menjadi mahasiswa beliau, saya masih merasa berhutang budi atas kebaikan beliau membimbing tugas akhir saya. Sebenarnya sejak setelah menikah saya berniat untuk sekedar main kerumahnya di Bandung untuk sekedar bertemu berterima kasih atas segala kebaikannya, namun selalu saya tunda-tunda (disamping khawatir mengganggu kesibukannya). Sekarang kesempatan untuk bertemu sudah lenyap. Yang bisa dilakukan adalah mengenang kebaikannya, meneruskan cita-citanya serta mendoakan semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan menghapus semua kesalahannya.

Selamat Jalan pak Said. Pergilah dengan tenang serta diridhai Allah SWT. Semoga ilmu yang bapak turunkan menjadi amal sholeh yang akan terus mengalir serta menjadi inspirasi bagi semua murid bapak. Jauh dalam lubuk hati, saya merasa sangat bangga pernah menjadi murid seorang Prof. Said D Jenie.

Foto bareng
foto bersama di rumah beliau tahun 2001.