26 Oktober 2006

Selamat Idul Fitri 1427H

Lebaran tahun ini terjadi kontroversi masalah tanggal harinya. Saya pribadi memilih berlebaran pada tanggal 24 Oktober (dimana sebagian orang berlebaran pada tanggal 23 Oktober). Ngikut pemerintah? lebih tepatnya saya ngikut ilmu. Berdasarkan ilmu astronomi dan dalil-dalil yang saya pahami sampai saat ini, saya berkesimpulan bahwa lebaran jatuh pada tanggal 24 Oktober 2006 (dan tanggal 23-nya saya masih berpuasa).

Mengenai tradisi baru lebaran yaitu "SMS Lebaran", saya menerima cukup banyak sms ucapan selamat lebaran. Sayang beberapa SMS tidak mencantumkan signature atau identitas pengirim (sementara nomor beliau tidak tercantum dalam phone book saya) jadi saya tidak tahu siapa sipengirim (kalau di SMS balik nanyak siapa dia, malu juga). SMS lebaran yang saya kirim sekitar 40-an sms, 20%nya failed atau not sent. Aneh, saya yakin sekali nomornya masih valid. However saya tidak ambil pusing, failed atau not sent, ya wis....

Hari pertama lebaran saya dirumah saja, banyak saudara dari keluarga istri datang kerumah. Hari itu siang begitu panas, sampai-sampai saya lemas dan jatuh sakit di sore harinya (padahal di dalam rumah saja). Pergi kerumah orang tua saya lakukan di hari kedua. Baru tahun ini saya berlebaran ke orang tua di hari ke-dua. Yah, hambatannya masih seperti tahun lalu. Punya anak masih kecil dan usia batita (sekarang ada dua) menyebabkan mobilitas terhambat. Mau pergi sendiri juga kasian sama istri yang kerepotan ngurus dua orang anak karena pembantu juga mudik lebaran.

O yah, tidak lupa saya dan keluarga mengucapkan Selamat Hari raya Idul Fitri 1427H. Taqobalallohu minna wa minkum. Minal aidzin walfaidzin. Mohon dimaafkan atas segala kesalahan dan kekhilafan.

09 Oktober 2006

Kecemasan Wanita

Bulan ramadhan begini kadang saya teringat pada kejadian berapa tahun lalu. Ketika pulang sholat shubuh dari mesjid tiba-tiba dicegat cewek (akhwat). sebutlah namanya vai.
vai: asslaamu'alaikum kak ech.
ech: wa'alaikum salam
vai: kak ech, boleh minta tolong.. plisss
ech: tolong apa?
vai: tolong sampaikan sama kak mao (bukan nama sebenarnya). Kalau2 saya ada salah mohon di maafkan..
ech: Kenapa ga ngomong langsung sama orangnya? tuh dia
(Orang yang dimaksud ada di depan, jalan duluan)
vai: Iya.. saya tadi udah manggil kak mao, tapi dia diem aja. ga mau nengok, mungkin dia lagi marah..
ech: Ga denger kali...
vai: Ga mungkin laaa ga denger, orang sepi..
ech: emang kamu salah apa?
vai: Ga tau...
ech: ??@#$%?!
vai: Iya, mungkin saya pernah ngomong salah, tapi ga tau yang omongan yang mana (lalu di ulang lagi permohonan maafnya dengan lebih panjang lebar)
ech: Iya nanti disampein deh... (ga mau bahas lebih lanjut)
vai: Makasih kak ech. assalaamu'alaikum
ech: Wa'alaikum salam

Dirumah, tanpa menyinggung coversation diatas, saya tanya yang bersangkutan:
ech: Bukannya tadi waktu dari mesjid kamu dipanggil-panggil sama si vai?
mao: Ohh. iya sih, tapi tadi gua pura2 ga denger aja.
ech: Kenapa?
mao: Soale gua lagi kebelet boker men..
**Gubrak**

Pengalaman mirip seperti ini terjadi beberapa kali. Waktu SMA, Konon saya adalah penyebab salah satu guru saya (wanita) keluar dari sekolah (ah.. malu kalau diceritain). Waktu kuliah jangan ditanyalah (padahal teman wanita selama kuliah ga terlalu banyak). Ada seorang teman wanita kalau membalas email selalu telat. Alasannya: Disangkanya saya marah terhadap email dia sebelumnya. Jadi dia baru membaca email saya (dan membalasnya) setelah suasana bathin dan mentalnya siap. Agak sedikit aneh, padahal saya sangat menikmati isi emailnya. Ketika saya sudah bekerja, masih kejadian juga. Teman kantor yang sudah ibu-ibu sering menegur ketika saya kelihatan diam dan menasehati untuk saling memaafkan sesama teman (padahal saya diam aja karena sedang mikirin problem yang belum kelar).

tampaknya kaum wanita cenderung mencemaskan perasaan orang lain terhadap dirinya. Setelah saya menikah-pun masih sering tidak habis pikir. Ah sudah lah.... jangan diterusin ^_^

03 Oktober 2006

Decompression Sicknes Pada Ikan

Judulnya agak aneh. Kalau anda pernah dengar, Decompression sickness adalah rasa sakit yang dialami oleh penyelam yang terburu-buru naik ke permukaan dari kedalaman air. Rasa sakit ini disebabkan oleh unsur nitrogen yang larut dalam darah secara mendadak keluar akibat perbedaan tekanan yang tiba-tiba. Mirip seperti gelembung udara yang keluar dari munuman soda. karena terjadinya di dalam pembuluh darah, hal ini menyebabkan rasa nyeri yang hebat dan dapat menyebabkan kematian. Untuk menghindarinya adalah dengan tidak cepat-cepat naik ke permukaan air.

Apa penyakit ini dapat terjadi pada ikan? secara teori mungkin saja. Secara naluri tidak ada ikan yang akan bertindak setolol penyelam yang kebelet muncul kepermukaan air, namun pada kenyataannya ikan bisa mengalami decompression sickness dengan cara lain. How?

Ingat bahwa kelarutan udara (dalam kasus ini gas nitrogen) dalam air bergantung pada tekanan dan suhu air. ada kalanya kelarutan nitrogen dalam air dan suhu air "tidak alami". Seperti misalnya ada buangan limbah air panas dari pabrik yang ke sungai. Jika seekor ikan tiba-tiba mendapati temperatur air disekelilingnya berubah (yang menyebabkan kelarutan kadar nitrogen dalam air juga berubah) bisa mengalami decompresion sickness. Ikan bisa mati walau hanya terkena limbah panas (walaupun tidak beracun).

Mungkin anda sendiri pernah mengalaminya. ikan aquarium yang baru saja anda beli dari tukang ikan, malah pelan-pelan mati ketika di pindahkan ke akuarium di rumah. padahal ikan-ikan yang lain biasa-biasa saja. Pasti tukang ikannya lupa mengingatkan anda untuk membiarkan ikan (plus kantong plastik wadahnya) menyesuaikan diri dengan suhu air aquarium.

Demikian pula untuk kasus pembuangan limbah lumpur panas di Porong Jawa timur. Konon lumpur panas ini akan dibuang begitu saja ke laut lewat sungai porong. Panasnya saja sudah akan mengancam kehidupan ikan-ikan yang ada disana. Ini belum memperhitungkan kandungan bahan berbahaya yang ada dalam lumpur!