12 Oktober 2004

Marhaban yaa Ramadhan

Bulan yang di tunggu-tunggu segera datang....
Marhaban yaa ramadhan.
buat teman-teman dan para pemirsa semua, saya memohon maaf atas segala kesalahan. semoga Alloh membersihkan jiwa dan diri serta menerima semua amal ibadan kita.

However, akhirnya saya terima juga informasi tentang penentuan awal ramadhan dan syawal 1425 hijriah di situs astronomi ITB

Berikut adalah copy paste info tersebut, semoga bermanfaat

---
1. Awal Ramadhan 1425 H

Ijtimak atau konjungsi akhir Sya’ban 1425 H (Bulan dan Matahari pada posisi bujur ekliptika yang sama) akan berlangsung pada hari Kamis, tanggal 14 Oktober 2004 pada jam 09:48 wib.

14 Oktober 2004

Posisi Bulan pada saat Matahari terbenam pada tanggal 14 Oktober 2004 di wilayah Indonesia mempunyai tinggi antara 2 hingga 4 derajat.

Meurauke:
Pada hari Kamis, tanggal 14 Oktober 2004 di Meurauke (lintang f= ?08o 30' atau ?08o.500 dan bujur geografis l= +140o 27' atau 140o.450 Bujur Timur), Matahari terbenam pada jam 15:33 wib dan Bulan terbenam pada jam 15:42 wib. (Senja Astronomi berakhir pada jam 16:46 wib). Tinggi Bulan saat Matahari terbenam pada tanggal 14 Oktober 2004 adalah +2o 13'. Fraksi Luas sabit Bulan (terhadap bundaran Bulan) pada ketinggian tersebut adalah 0%.

Sabang:
Pada hari Kamis, tanggal 14 Oktober 2004 di Sabang ( lintang geografis f = +5o 34' atau +5o.900 dan l = bujur geografis 95o 19' (95o.350) Bujur Timur) Matahari terbenam pada jam 18:24 wib dan Bulan terbenam pada jam 18:39 wib. (Senja Astronomi berakhir pada jam 19:37 wib). Tinggi Bulan saat Matahari terbenam pada tanggal 14 Oktober 2004 adalah +3o 36'. Fraksi Luas sabit Bulan (terhadap bundaran Bulan) pada ketinggian tersebut adalah 0%.

Pelabuhan Ratu:
Pada tanggal 14 Oktober 2004 di Pelabuhan Ratu ( lintang geografis f = ?7o.12 dan l = bujur geografis 106o.433 ) Matahari terbenam pada jam 17:48 wib dan Bulan terbenam 14 menit kemudian atau terbenam pada jam 18:02 wib. Kedudukan Bulan pada saat Matahari terbenam pada tanggal 14 Oktober 2004 itu adalah +03o 25' (3 derajat 25 menit). Fraksi Luas sabit Bulan (terhadap bundaran Bulan) pada ketinggian tersebut adalah 0%.

Ukuran sabit Bulan tersebut merupakan sabit Bulan yang belum dapat dikenali oleh mata bugil manusia sebagai hilal. Namun menurut tradisi Hisab-Rukyat di Indonesia beberapa tahun terakhir, menunjukkan “kesepakatan” bahwa ketinggian Bulan pada saat Matahari terbenam di atas 2 derajat telah bisa dipergunakan menetapkan awal Ramadhan, Syawal atau Dzulhijjah. Pada tanggal 14 Oktober 2004 tinggi Bulan saat Matahari terbenam mencapai +03o 25' (di seluruh wilayah Indonesia tinggi Bulan saat Matahari terbenam mencapai 2 hingga 4 derajat). Oleh karenanya shaum 1 Ramadhan 1425 H dimulai pada hari Jum’at tanggal 15 Oktober 2004, tarawih dimulai pada tanggal 14 Oktober 2004.

Mekah:
Pada hari Kamis, tanggal 14 Oktober 2004 di Mekah (lintang f= +21o 25' atau +21o.417 dan bujur geografis l= +39o 50' atau 39o.833 Bujur Timur), Matahari terbenam pada jam 21:57 wib atau 17:57 waktu local dan Bulan terbenam pada jam 22:15 wib atau jam 18:15 waktu lokal. (Senja Astronomi berakhir pada jam 19:14 waktu lokal atau 23:14 wib). Tinggi Bulan saat Matahari terbenam pada tanggal 14 Oktober 2004 adalah +4o 07'. Fraksi Luas sabit Bulan (terhadap bundaran Bulan) pada ketinggian tersebut adalah 0%.

15 Oktober 2004

Meurauke:
Pada hari Jum’at, tanggal 15 Oktober 2004 di Meurauke (lintang f= ?08o 30' atau ?08o.500 dan bujur geografis l= +140o 27' atau 140o.450 Bujur Timur), Matahari terbenam pada jam 15:33 wib dan Bulan terbenam pada jam 16:35 wib. (Senja Astronomi berakhir pada jam 16:46 wib). Tinggi Bulan saat Matahari terbenam pada tanggal 15 Oktober 2004 adalah +14o 35'. Fraksi Luas sabit Bulan (terhadap bundaran Bulan) pada ketinggian tersebut adalah 2%.

Pada hari Jum’at, tanggal 15 Oktober 2004 di Sabang ( lintang geografis f = +5o 34' atau +5o.900 dan l = bujur geografis 95o 19' (95o.350) Bujur Timur) Matahari terbenam pada jam 17:48 wib dan Bulan terbenam pada jam 18:55 wib. (Senja Astronomi berakhir pada jam 19:00 wib). Tinggi Bulan saat Matahari terbenam pada tanggal 15 Oktober 2004 adalah +15o 40'. Fraksi Luas sabit Bulan (terhadap bundaran Bulan) pada ketinggian tersebut adalah 2%.

Pada hari Jum’at, tanggal 15 Oktober 2004 di Pelabuhan Ratu ( lintang geografis f = ?7o.12 dan l = bujur geografis 106o.433 Bujur Timur) Matahari terbenam pada jam 17:48 wib dan Bulan terbenam pada jam 18:55 wib. (Senja Astronomi berakhir pada jam 19:00 wib). Tinggi Bulan saat Matahari terbenam pada tanggal 15 Oktober 2004 adalah +15o 40'. Fraksi Luas sabit Bulan (terhadap bundaran Bulan) pada ketinggian tersebut adalah 2%.

Ukuran sabit Bulan tersebut merupakan sabit Bulan yang dapat dikenali oleh mata bugil manusia sebagai hilal. Sebagian masyarakat muslim ada yang memulai awal shaum Ramadhan 1425 H atas dasar kriteria visibilitas hilal tersebut di atas, misalnya Brunei Darussalam, awal shaum Ramadhan 1425 H lebih cenderung memilih hari Sabtu tanggal 16 Oktober 2004.

Mekah:
Pada hari Jum’at, tanggal 15 Oktober 2004 di Mekah (lintang f= +21o 25' atau +21o.417 dan bujur geografis l= +39o 50' atau 39o.833 Bujur Timur), Matahari terbenam pada jam 21:56 wib atau 17:56 waktu local dan Bulan terbenam pada jam 22:55 wib atau jam 18:55 waktu lokal. (Senja Astronomi berakhir pada jam 23:14 wib atau jam 19:14 waktu lokal). Tinggi Bulan saat Matahari terbenam pada tanggal 15 Oktober 2004 adalah +12o 29'. Fraksi Luas sabit Bulan (terhadap bundaran Bulan) pada ketinggian tersebut adalah 3%.
2. Awal Syawal 1425 H

Ijtimak atau konjungsi akhir Ramadhan 1425 H (Bulan dan Matahari pada posisi bujur ekliptika yang sama) akan berlangsung pada hari Jum’at, tanggal 12 November 2004 pada jam 21:27 wib.

12 November 2004

Posisi Bulan pada saat Matahari terbenam pada tanggal 12 November 2004 di wilayah Indonesia masih berada sekitar 3 sampai 4 derajat di bawah ufuk/horizon.

Meurauke:
Pada hari Jum’at, tanggal 12 November 2004 di Meurauke (lintang f= ?08o 30' atau ?08o.500 dan bujur geografis l= +140o 27' atau 140o.450 Bujur Timur), Matahari terbenam pada jam 15:37 wib dan Bulan terbenam pada jam 15:17 wib. (Senja Astronomi berakhir pada jam 16:53 wib). Tinggi Bulan saat Matahari terbenam pada tanggal 12 November 2004 adalah ?4o 16'. Fraksi Luas sabit Bulan (terhadap bundaran Bulan) pada ketinggian tersebut adalah 0%.

Sabang:
Pada hari Jum’at, tanggal 12 November 2004 di Sabang ( lintang geografis f = +5o 34' atau +5o.900 dan l = bujur geografis 95o 19' (95o.350) Bujur Timur) Matahari terbenam pada jam 18:19 wib dan Bulan terbenam pada jam 18:05 wib. (Senja Astronomi berakhir pada jam 19:00 wib). Tinggi Bulan saat Matahari terbenam pada tanggal 12 November 2004 adalah ?3o 06'. Fraksi Luas sabit Bulan (terhadap bundaran Bulan) pada ketinggian tersebut adalah 0%.

Pelabuhan Ratu:
Pada tanggal 12 November 2004 di Pelabuhan Ratu ( lintang geografis lintang f= ?7o 07' atau f = ?7o.12 dan l = bujur geografis 106o 26' atau 106o.433 bujur timur) Matahari terbenam pada jam 17:51 wib dan Bulan terbenam pada jam 17:37 wib. Tinggi Bulan saat Matahari terbenam pada tanggal 12 November 2004 adalah ?3o 00'. Fraksi Luas sabit Bulan (terhadap bundaran Bulan) pada ketinggian tersebut adalah 0%.

Bagi yang memulai shaum Ramadhan 1425 H pada tanggal 15 Oktober 2004 pada tanggal 12 November 2004 merupakan hari ke 29 pada bulan Ramadhan 1425 H. Tradisi Rukyat (mengamati Hilal) dilakukan pada tanggal 29 Ramadhan untuk memastikan apakah Ramadhan cukup 29 hari atau digenapkan 30 hari. Karena pada tanggal 12 November 2004 pada saat Matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia belum berlangsung fenomena ijtimak (baru berlangsung pada malam hari jam 21:27 wib) dan Bulan terbenam 14 menit lebih dulu sebelum Matahari terbenam, maka secara astronomi mustahil untuk mendapatkan Hilal pada tanggal 12 November 2004, oleh karena itu tanggal 13 November 2004 masih bagian dari bulan Ramadhan 1425 H dan satu Syawal 1425 H akan bertepatan dengan hari Ahad, tanggal 14 November 2004. Shalat Ied 1425 H akan berlangsung pada hari Ahad, tanggal 14 November 2004.
Mekah
Pada hari Jum’at tanggal 12 November 2004 di Mekah (lintang f= +21o 25' atau +21o.417 dan bujur geografis l= +39o 50' atau 39o.833 Bujur Timur), Matahari terbenam pada jam 21:39 wib atau 17:39 waktu local dan Bulan terbenam pada jam 21:30 wib atau jam 17:30 waktu lokal. (Senja Astronomi berakhir pada jam 22:59 wib atau jam 18:59 waktu lokal). Tinggi Bulan saat Matahari terbenam pada tanggal tanggal 12 November 2004 adalah ?1o 39'. Fraksi Luas sabit Bulan (terhadap bundaran Bulan) pada ketinggian tersebut adalah 0%.

13 November 2004

Meurauke:
Pada hari Sabtu, tanggal 13 November 2004 di Meurauke (lintang f= ?08o 30' atau ?08o.500 dan bujur geografis l= +140o 27' atau 140o.450 Bujur Timur), Matahari terbenam pada jam 15:37 wib dan Bulan terbenam pada jam 16:18 wib. (Senja Astronomi berakhir pada jam 16:54 wib). Tinggi Bulan saat Matahari terbenam pada tanggal 13 November 2004 adalah +9o 13'. Fraksi Luas sabit Bulan (terhadap bundaran Bulan) pada ketinggian tersebut adalah 1%.

Sabang:
Pada hari Sabtu, tanggal 13 November 2004, di Sabang Matahari terbenam pada jam 18:19 wib dan Bulan terbenam pada jam 19:00 wib atau 41 menit setelah Matahari terbenam. Tinggi Bulan pada saat Matahari terbenam adalah +09o 10', sabit Bulan mencapai 1%, sabit Bulan tersebut telah mencapai ukuran sabit Bulan yang dapat dilihat oleh mata bugil (di kawasan ekuator) sebagai hilal.

Pelabuhan Ratu:
Pada hari Sabtu, tanggal 13 November 2004, di Pelabuhan Ratu matahari terbenam pada jam 17:51 wib dan Bulan terbenam pada jam 18:38 wib atau 47 menit setelah Matahari terbenam. Tinggi Bulan pada saat Matahari terbenam adalah +10o 26', sabit Bulan mencapai 1%, sabit Bulan tersebut telah mencapai ukuran sabit Bulan yang dapat dilihat oleh mata bugil (di kawasan ekuator) sebagai hilal.

Bagi yang memulai shaum Ramadhan 1425 H pada tanggal 16 Oktober 2004 pada tanggal 13 November 2004 merupakan hari ke 29 pada bulan Ramadhan 1425 H. Tradisi Rukyat (mengamati Hilal) dilakukan pada tanggal 29 Ramadhan untuk memastikan apakah Ramadhan cukup 29 hari atau digenapkan 30 hari. Pada tanggal 12 November 2004 pada saat Matahari terbenam di seluruh dunia akan dengan mudah dapat menyaksikan hilal, karena luas sabit bulan telah mencapai 1% . Di wilayah Indonesia saat Matahari terbenam dan Bulan terbenam 14 menit lebih dulu sebelum Matahari terbenam, maka secara astronomi mustahil untuk mendapatkan Hilal pada tanggal 12 November 2004, oleh karena itu tanggal 13 November 2004 masih bagian dari bulan Ramadhan 1425 H dan satu Syawal 1425 H akan bertepatan dengan hari Ahad, tanggal 14 November 2004. Shalat Ied 1425 H akan berlangsung pada hari Ahad, tanggal 14 November 2004.

Jadi diharapkan shalat Ied 1425, satu Syawal 1425 H akan diselenggarakan secara serempak oleh umat Islam Indonesia pada hari Ahad 14 November 2004. Shalat tarawih berakhir pada hari Sabtu tanggal 13 November 2004.

Mekah:
Pada hari Sabtu tanggal 13 November 2004 di Mekah (lintang f= +21o 25' atau +21o.417 dan bujur geografis l= +39o 50' atau 39o.833 Bujur Timur), Matahari terbenam pada jam 21:39 wib atau 17:39 waktu local dan Bulan terbenam pada jam 21:30 wib atau jam 17:30 waktu lokal. (Senja Astronomi berakhir pada jam 22:59 wib atau jam 18:59 waktu lokal). Tinggi Bulan saat Matahari terbenam pada tanggal tanggal 13 November 2004 adalah +8o 21'. Fraksi Luas sabit Bulan (terhadap bundaran Bulan) pada ketinggian tersebut adalah 2%.

Lembang, 12 Oktober 2004

Dr Moedji Raharto
Staf Akademik Observatorium Bosscha- Departemen Astronomi FMIPA ITB
(Anggota BHR Jabar dan BHR Nasional)
Tlp 022 2787635

Tidak ada komentar: