08 Desember 2005

Pulsa vs TalkTime

Saya bukan pelanggan esia, tapi akhir-akhir ini sering melihat tayangan iklan "talk-time" baik di tv atau di koran. Sebenarnya apa seh talktime? Kalau adegan dalam iklan kelihatan orang-orang bingung dengan definisi pulsa, saya pribadi malah bingung dengan istilah talktime. Kalau pulsa saya lumayan mengerti. kalau talktime? dari artinya secara harfiah, talktime artinya adalah lama waktu bicara, namun apa kaitannya dengan biaya percakapan (untuk membandingkan dengan istilah pulsa). Talktime esia digembar-gemborkan adalah Rp. 3000/jam. Saya mengecek di daftar tarif esia ternyata Rp.3000/jam adalah biaya talktime sesama esia! Kalau talktime dengan operator lain, ternyata lebih mahal dan (menurut saya seh) tidak jauh berbeda dengan tarif operator lain walau memang cukup kompetitif. Daftar tarif ini formatnya tidak berbeda jauh dengan operator lain dalam mendefinisikan tarif percakapan. tadinya saya pikir talktime Rp 3000/jam adalah tarif yang harus dibayar untuk percakapan akumulatif dalam satu jam, namun kenyataannya esia memberlakukan satuan waktu (per 30 detik atau 60 detik), tidak berbeda dengan operator lain. Masih mending XL yang memberlakukan tarif persatu detik.

Jadi kesimpulannya? istilah talktime adalah cara marketing esia untuk menjaring pelanggan. Hal biasalah. Inget iklan kacang "bebas kolesterol"? memangnya ada kacang garing mengandung kolesterol? atau iklan minyak goreng "mengandung minyak takjenuh ganda", semua minyak goreng adalah minyak tak jenuh ganda, jadi apa bedanya dengan minyak goreng merk lain? Istilah teknis dalam iklan memang sering kali menggoda. Sebagai konsumen kita perlu lebih cermat memakan informasi dari produsen. Tidak menipu seh, tapi ga ada bedanya gitu loh....

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Saya melihat dari sisi lain, bukan ke faktor rasionalnya dulu yang kita akan dapat dari sebuah kampanye.

Latar belakangnya adalah saat ini kita sebagai pelanggan telah terjebak dalam istilah pulsa yang didefinisikan sebagai nilai rupiah karena memang harga label dari voucher itu rupiah bukan minutes. Nah secara tidak langsung ini melupakan kita atau mengelabui kita pada kebutuhan sesungguhnya adalah menit bicara. Dan dasar dari telko adalah Pulsa yang definisinya menit.

Kalo kita perhatikan baik-baik di awal kampanye TalkTime esia, terlihat bahwa esia bicara sesuatu yang mendasar. Esia berusaha mengingatkan kita untuk memperhatikan menitnya bukan nilai rupiah pulsanya.

Masalah selanjutnya, esia sebagai edukator talktime mungkin perlu secepatnya mengklaim kalau talktimenya paling lama dengan kampanye on-netnya.

BTW, gue salut dengan operator-operator kecil kayak esia ataupn XL. Zaman duopoli begini masih mau bermandikan darah untuk memperjuangkan konsumen. Gue yakin saatnya free figthing yang entah kapan terwujud dinegeri ini, Operator-operator kreatif seperti ini akan semakin banyak diminati orang. lihat saja... byk relasi bisnis yg ngga gengsi pake esia, semakin hari semakin banyak yg pake, penting mereka bisa saving cost lebih banyak dizaman sulit seperti ini. rasional kan.

Frans,
SCBD-JKT

Anonim mengatakan...

Soal Pulsa yang malah beri kita bonus aja yang enak dipelajari.

Konsepnya tinggal ubah Cara belanja Pulsa kita dari Kios, ke HP kita sendiri dengan harga standart dan dapat Bonus lagi.

Salah satu contohnya dan bisa langsung dipelajari
adalah di:

http://www.klikdynasis.net/?id=FA3299