Mengenang kembali semasa saya masih menjadi mahasiswa beliau, saya masih merasa berhutang budi atas kebaikan beliau membimbing tugas akhir saya. Sebenarnya sejak setelah menikah saya berniat untuk sekedar main kerumahnya di Bandung untuk sekedar bertemu berterima kasih atas segala kebaikannya, namun selalu saya tunda-tunda (disamping khawatir mengganggu kesibukannya). Sekarang kesempatan untuk bertemu sudah lenyap. Yang bisa dilakukan adalah mengenang kebaikannya, meneruskan cita-citanya serta mendoakan semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan menghapus semua kesalahannya.
Selamat Jalan pak Said. Pergilah dengan tenang serta diridhai Allah SWT. Semoga ilmu yang bapak turunkan menjadi amal sholeh yang akan terus mengalir serta menjadi inspirasi bagi semua murid bapak. Jauh dalam lubuk hati, saya merasa sangat bangga pernah menjadi murid seorang Prof. Said D Jenie.
foto bersama di rumah beliau tahun 2001.
3 komentar:
Bapak sudah dimakamkan di sarean Makam Sewu. Bantul, Yogyakarta
Mohon doanya ya Mas, dan dibukakan pintu maafnya untuk kesalahan Bapak selama hidup.
Teruskan Ilmu Bapak ya
Asih Jenie
(iseng browsing almarhum bapaknya)
Semua mahasiswa yg pernah beliau bimbing pasti merasakan hal yg serupa Mas,
sy jg merasa sangat beruntung sempat diajar oleh seorang profesor yg brilian baik dari sisi keilmuan maupun kepribadian. Satu hal yg slalu sy ingat adalah kata2 yg selalu beliau ulang saat mengajar "kalau saudara buat pesawat nanti..."
sebuah motivasi untuk mewujudkan semua mimpi beliau tentang masa depan indonesia..insyaallah,amien!
to acih:
Senang saya dikunjungi anak dari almarhum pak Said. Salam kenal dan Terima kasih ya? titip salam duka cita untuk keluarga dan mohon maaf kemarin tidak bisa ikut mengantarkan.
Semoga Allah SWT juga memberikan ketabahan dan melimpahkan kasih sayang kepada keluarga yang ditinggalkan. amiin..
Posting Komentar