31 Mei 2007
100% Bebas Asap Rokok
Kepada: pengelola tempat-tempat umum
Penelitian ilmiah tentang bahaya perokok pasif telah dilakukan selama lebih dari 20 tahun. Tidak ada keraguan bahwa merokok secara pasif sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, menyebabkan kanker dan banyak penyakit pernafasan serta kardiovaskuler pada anak-anak serta orang dewasa, dan tidak jarang mempercepat kematian.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah berkesimpulan bahwa asap rokok, sekecil apapun jumlahnya, tetaplah berbahaya. Rekomendasi WHO tentang hal ini mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk melindungi masyarakat dari bahaya asap rokok adalah dengan memberlakukan peraturan 100% bebas asap rokok bagi tempat-tempat umum.
Hak untuk mendapatkan udara bersih, bebas dari asap rokok adalah hak umat manusia.
Dengan demikian, kami meminta anda untuk melindungi kesehatan pegawai, pekerja dan masyarakat umum dengan cara menerapkan peraturan yang 100% melarang merokok di tempat-tempat umum. Kami percaya, langkah ini adalah langkah yang sangat penting untuk melindungi kesehatan kita dan anak-anak kita semua.
Tertanda,
-ech-
08 Mei 2007
Pesawat Bisa Terbang, Tanya Kenapa?
Salah satu posting di blog ini yang ramai di sambangi penyelancar (via google) adalah posting "mengapa pesawat bisa terbang?". Sampai saat ini sebenarnya saya masih ragu, apakah informasi dalam postingan tersebut cukup akurat (dan tepat sasaran dalam penyampaian). Sesungguhnya ada banyak teori yang dapat dipakai untuk menjelaskan mengapa pesawat bisa terbang. Pertanyaannya: mana yang benar?
Beberapa hari terakhir topik ini cukup seru dibahas di milis alumni penerbangan ITB. Bahkan pak Diran yang legendaris serta pak Joko pakar aerodinamika ikut meramaikan suasana. Sampai saat saya menulis ini diskusi masih hangat, sebagian posting yang menarik saya kutip dibawah. Alamat email pemosting yang asli sengaja saya hapus untuk menghindari abuse kepada yang bersangkutan.
Oyah, buat yang masih belum mudheng juga: Diskusi ini mempertanyakan apakah hukum Bernoulli bisa digunakan untuk menjelaskan gaya angkat pada sayap yang menyebabkan pesawat bisa terbang (sebagaimana yang diajarkan di pelajaran Fisika di SMA)?
(note: pada saat artikel ini ditulis, diskusi dimilis tersebut masih berlanjut)
--------------------------
--------------------------
--------------------------
--------------------------
--------------------------
--------------------------
--------------------------
--------------------------
Beberapa hari terakhir topik ini cukup seru dibahas di milis alumni penerbangan ITB. Bahkan pak Diran yang legendaris serta pak Joko pakar aerodinamika ikut meramaikan suasana. Sampai saat saya menulis ini diskusi masih hangat, sebagian posting yang menarik saya kutip dibawah. Alamat email pemosting yang asli sengaja saya hapus untuk menghindari abuse kepada yang bersangkutan.
Oyah, buat yang masih belum mudheng juga: Diskusi ini mempertanyakan apakah hukum Bernoulli bisa digunakan untuk menjelaskan gaya angkat pada sayap yang menyebabkan pesawat bisa terbang (sebagaimana yang diajarkan di pelajaran Fisika di SMA)?
(note: pada saat artikel ini ditulis, diskusi dimilis tersebut masih berlanjut)
--------------------------
From: Sentot Suryangat
hi,
well hukum bernoulli diturunkan dari navier stokes, dan ia hanya berlaku untuk kondisi2 tertentu. di tingkat molekul, sepertinya asumsi kontinum nggak bisa diberlakukan lagi.
banyak teori ttg kenapa pesawat bisa terbang. yang pasti yang banyak diajarkan selama ini (bahwa "partikel" udara terpecah di titik stagnasi di leading edge dan harus bertemu kembali dengan "pecahannya" di trailing edge) itu salah. saya pribadi lebih suka menjelaskannya dengan vortisitas.
regards,
sentot
--------------------------
From: Adi Putra
Setau saya memang Hukum Bernoulli adalah teori turunan, kombinasi dari hukum kekekalan massa. DAN pula hk Bernoulli adalah BENTUK IDEAL. So, wajar hukum Berboulli belum bisa menjelaskan alasan munculnya gaya angkat secara tepat. Perasaan itu dah saya dapat dari kul di PN dulu.
Teori ttg viscousity saat ini salah satu dari beberapa teori yang dapat menjelaskan kenapa gaya angkat bisa muncul... ? Yup, property udara itu sendiri salah satunya viscousity, sebagaimana dimiliki oleh fluida lain. Lebih lengkap bisa tanya pak Djoksar.
Oleh karena hk Bernoulli adalah bentuk ideal (penurunannya banyak asumsi2 ideal) so sangat wajar tidak dapat dipakai ditingkat molekul. Ini mirip dengan Teori Gerak Newton (Hukum I, II, II) yang tidak berlaku untuk benda yang bergerak mendekati kecepatan cahaya. Dalam hal ini Hukum Relativitas Newton lebih mendekati kebenaran dalam memprediksi prilaku gerak benda2 yang mendekati cahaya, termasuk level atom atau molekul.
Wuih keringatan gw utk me-recall yang sedikit ini......dah 4 thn otak gw berkecimpung di dunia lain. Sorry ya bro's, just sharing cmiiw
--------------------------
From: Rifki
Ikutan ah...
Perbedaan kecepatan itu gak ada hubungannya sama partikel udara yg pecah di leading edge dan musti bertemu di trailing edge. Walaupun partikel udara yg terpecah di leading edge tidak bertemu di trailing edge, mereka tetap punya beda kecepatan. Kecepatan partikel udara berubah karena perubahan area. Menurut hukum konservasi masa, mass flow rate, A*V = Constant (ini bentuk paling sederhana hukum konservasi masa). Jadi adanya perbedaan kecepatan antara top and lower surface of an airfoil itu karena airfoil didesign sedemikian rupa supaya flow on the top surface lebih cepat dari pada flow on the lower surface. Caranya , area di top surface hrs lbh kecil dari area di lower surface (waktu membayangkan perubahan area, coba gambar airfoil diantara dua garis lurus yg paralel. Garis lurus yg pararel itu analogus sama far away field streamline)
Ada banyak cara lain utk menjelaskan lift generation, klo menurut saya sih ini paling sederhana. Klo yg berdasarkan vorticity itu klo gak salah diturunkan dari potential flow theory, betul kan? Silahkan liat di Anderson "Fundamental of Aerodynamics" kalau pingin tau lebih detail.
Regards,
Rifki
--------------------------
From: habbibi ryu
klo seandainya teori partikel udara yg pecah di leading edge dan mustinya bertemu di trailing edge itu salah, apakah itu berarti juga salah klo terjadi perbedaan kecepatan dan selanjutnya perbedaan tekanan. kan ini dulu penyebab munculnya lift di pesawat. [ini jg yg gue jelaskan sama org lain, klo gue ditanya, knp pesawat terbang..:) ]
--------------------------
From: oetarjo diran
mohon diterangkan dengan teori kinetika gas, dimana
media dimodelkan sebagai molekul-molekul.
o.diran
--------------------------
From: oetarjo diran
banyak fenomena alam dapat diterangkan dengan
pemodelan fenomena berdasarkan ratio. kadang-kadang
model fenomena yang satu tidak dapat menerangkan
fenomena lain. salah satu kemampuan seorang engineer
adalah untuk menemukan model-model yang menerangkan
fenomena-fenomena. secara umum dapat diamati upaya
manusia sepanjang masa untuk memperoleh teori yang
dapat menerangkan semua fenomena alam. antara lain
hawkings yang menyatakan dalam dua tiga dekade yang
akan datang manusia akan dapat menerangkan segala
fenomena yang diamati (dan yang tidak atau belum
diamati).
untuk seorang engineer yang penting adalah bagimana
ratio di belakang teori-teori ini dapat dimanfaatkan
untuk kebaikan umat manusia, lingkungan hidup, dsb.
o.diran
--------------------------
From: Sentot Suryangat
Hi Lubeck dan semua,
Maaf baru jawab. Walaupun teori "partikel pecah" itu menurut saya nggak masuk nalar, perbedaan kecepatan dan tekanan antara permukaan atas dan bawah itu tetap betul, karena memang perbedaan tekanan (juga shear stress) itu adalah penyebab langsung munculnya gaya-gaya aerodinamika. Cuma yang jadi masalah adalah, kenapa perbedaan tekanan itu bisa muncul.
Menurut penjelasan yang paling gampang, karena aliran udara cenderung mengikuti kurva permukaan airfoil, aliran udara akan terdefleksi sedemikian rupa sehingga bakal ada komponen kecepatan ke bawah (downwash) setelah aliran meninggalkan airfoil. Downwash ini akan menimbulkan reaksi ke arah yang berlawanan ie. lift. Ini sederhana, tapi nggak begitu menjelaskan kaitannya dengan perbedaan tekanan dan kecepatan.
Kalau dilihat dari sirkulasi, gampangnya, airfoil bisa dipandang sebagai vortex generator. Bayangkan hal-hal berikut:
* Karena gerakan relatif terhadap aliran bebas, bakal ada sirkulasi di permukaan airfoil. Bayangkan ada aliran udara searah jarum jam mengelilingi airfoil, dari leading edge, ke permukaan atas, ke trailing edge, ke permukaan bawah, dan kembali ke leading edge, terus menerus.
* Ada aliran bebas (seragam) dari hulu yang akan bertemu dengan airfoil.
* Superposisikan kedua aliran ini dan kita bakal dapetin gambar klasik aliran udara di sekitar airfoil. Kecepatan di permukaan atas akan lebih besar daripada permukaan bawah, yang menunjukkan adanya perbedaan tekanan, etc etc etc.
Notice that, perbedaan kecepatan bukan penyebab perbedaan tekanan. Consider them as 2 sides of a coin.
Dari sisi teoretis, penjelasan ini bersesuaian dengan teori Kutta-Zhukovski, yaitu untuk benda dengan permukaan sembarang di dalam aliran seragam:
Lift = density x velocity x circulation
Besarnya nilai circulation ini harus sedemikian rupa shg kondisi Kutta terpenuhi, yaitu aliran udara bakal meninggalkan airfoil dengan mulus di trailing edge.
Pemodelan matematis airfoil juga menggunakan konsep ini. Vortex-vortex super mini disebarkan di permukaan airfoil, dan kemudian diintegrasikan untuk seluruh airfoil untuk menghitung lift. Walaupun ini cuma pemodelan matematis, vortex-vortex cilik di permukaan airfoil ini ada untuk mewakili lapisan batas, yaitu wilayah di dekat permukaan airfoil yang di dalamnya pengaruh viskositas nggak bisa diabaikan. Ini bakal menyebabkan adanya gradien kecepatan yang tinggi (hence high vorticity).
Which brings us the next question. Kenapa bisa ada sirkulasi di airfoil setelah ada gerakan relatif terhadap udara? Ada dua versi penjelasan.
Penjelasan pertama adalah seperti yang baru saya jelaskan, yaitu karena adanya viskositas yang pengaruhnya signifikan dekat permukaan airfoil. Jadi viskositas menurut penjelasan ini nggak hanya menyebabkan shear stress (and hence drag and heating), tapi juga lift (!!!). Anehnya, ini paradoxical dengan asumsi dasar potential flow (irrotational, inviscid, steady). Saya sendiri nggak pasti mengapa. Tapi saya pikir ada kaitannya dengan kenapa point vortex dimasukkan dalam basic potential flow, padahal pusat point vortex itu sendiri rotational (which i think should make it non-potential).
Penjelasan kedua sedikit lebih rumit. Saat airfoil baru mulai bergerak (misalnya dari kanan ke kiri), fenomena berikut teramati. Aliran udara di permukaan bawah bakal bergerak ke arah trailing edge, mencoba mengitarinya dan bergerak ke arah permukaan atas. Gerakan ini bakal menyebabkan terjadinya vortex di trailing edge, dengan arah ccw. Setelah airfoil bergerak menjauh vortex ini bakal tertinggal di tempatnya, dan disebut sebagai vortex mula (starting vortex). Nah, menurut teorema Kelvin-Helmholtz, vortex mula ini bakal menginduksi sirkulasi pada airfoil secara terus menerus, dengan arah yang berlawanan (cw) namun dengan nilai sirkulasi yang sama.
Seperti yang kita bisa liat, dibandingkan dengan teori "partikel pecah", penjelasan dg memakai sirkulasi membutuhkan 7 kali lebih banyak energi dan jauh lebih rumit, tapi penjelasan dg memakai downwash doesn't sound "as smart" :-). Mungkin ini sebabnya penjelasan partikel pecah lebih banyak dipakai, walaupun salah.
Hope that helps.
Regards,
Sentot
--------------------------
From: Djoko Sarjadi--------------------------
Halo semuanya,
Saya dapat menikmati diskusi kalian tentang lift.
Saya kira semua teori yg dikemukakan di sini dapat
dipakai / diverifikasi kecuali teori split partikel.
Untuk aerofoil dg positive camber, waktu yg diperlukan
oleh elemen fluida menelusuri permukaan atas TIDAK lebih
kecil daripada yg melewati permukaan bawah. Anda melihat
starting vortex kan ? Itu buktinya bahwa elemen yg melewati
permuakaan bawah sampai di Trailing Edge lebih cepat.
Anda juga dapat memferifikasi secara analitis memgunakan
linkaran dg sirkulasi di dalam aliran seragam. Temukan waktu
yg diperlukan untuk menelusuri permukaan linkaran dari titik
stagnasi depan ke yg di belakang dari Ta=int.(R/U)dteta.
Yg lebih menarik, saya fikir, adalah bgmana menerangkan
terjadinya lift ini secara kwalitatif tanpa memgunakan
matematik sama sekali. Setelah mekanisme fisik ini jelas
secara awam, baru digunakan matematik untuk penjelasan
kwantitatifnya.
Saya usul demikian,
perhatikan bahwa tekanan itu paling kecil adalah nol (vakum).
Tekanan negatif itu sebenarnya kan hanya relatifnya saja
terhadap rujukan. Elemen fluida yg melaju pada permukaan
lengkung positif (misal permk atas aerofoil) gaya inersialnya
cenderung menjauhi permukaan, ini kita kenal dg gaya
sentrifugal. Kecenderungan menjauhi permukaan ini menimbulkan
"kevakuman" (tekanan rendah) pada permukaan. Gaya karena
kevakuman ini dirasakan oleh permukaan, sedangkan gaya
sentrifugalnya dirasakan oleh elemen fluida.
Masih ada yg lebih menarik lagi di sekitar masalah ini,
tapi lain kali saja saya sampaikan.
Salam,
ds
Upgrade TSM Client v5.2 on AIX
Bulan ini saya melakukan beberapa upgrade TSM server & Client di beberapa customer. Kebanyakan adalah dari versi 5.2 ke versi 5.3 Memang versi 5.2 ini sudah cukup lama. Pertengahan tahun ini support IBM untuk TSM 5.2 akan dihetikan, alias discontinued.
So, apa susahnya upgrade TSM dari v5.2 ke v5.3? Pada dasarnya tidak sulit. tinggal masukkan cd source lalu lakukan perintah smitty installp dan lakukan step-step sebagaimana install baru. Namun ada sedikit trik, terutama jika anda juga akan mengupgrade TSM API. Berbeda dari v5.2 yang kita hanya bisa memilih salah satu API yaitu 32bit atau 64bit, untuk v5.3 kita harus memilih kedua-duanya (API 32 bit dan 64bit) walaupun processor mesin kita (p-series) adalah processor 64bit. Pelangaman pribadi dan consultant lain jika kita tidak menginstall API 32bit ini, maka akan ada problem jika ada TDP (Tivoli Data Protection) for appliction di mesin tersebut.
Permasalahannya, kita tidak bisa mengupgrade API 64bit dan 32bit sekaligus jika pada installasi sebelumnya (v5.2) API 32bit tidak terinstall (upgrade akan gagal karena tidak ditemukan API 32bit previous install). Solusinya, kita tidak dapat upgrade-replace, melainkan remove dulu TSM API yang ada, lalu lakukan install versi terbaru.
Setelah melakukan upgrade masih ada satu step tambahan. Berbeda dengan versi 5.2, sejak v5.3, TSM mewajibkan file dsmerror.log ditulis oleh user non-root. Jika dimesin anda terinstall TDP, jangan lupa lakukan chown file dsmerror.log ke user aplikasi yang bersangkutan (misalnya terinstall TDP oracle, lakukan chown file dsmerror.log ke user oracle). Atau yang paling mudah (namun agak risky), lakukan perintah chmod 777 file dsmerror.log (note: Untuk mengetahi dimana file dsmerror.log berada, check configurasi pada file /usr/tivoli/tsm/client/bin/dsm.sys atau /etc/environment. Defaultnya berada di direktori /usr/tivoli/tsm/client/api/bin64/
Semoga berhasil!
So, apa susahnya upgrade TSM dari v5.2 ke v5.3? Pada dasarnya tidak sulit. tinggal masukkan cd source lalu lakukan perintah smitty installp dan lakukan step-step sebagaimana install baru. Namun ada sedikit trik, terutama jika anda juga akan mengupgrade TSM API. Berbeda dari v5.2 yang kita hanya bisa memilih salah satu API yaitu 32bit atau 64bit, untuk v5.3 kita harus memilih kedua-duanya (API 32 bit dan 64bit) walaupun processor mesin kita (p-series) adalah processor 64bit. Pelangaman pribadi dan consultant lain jika kita tidak menginstall API 32bit ini, maka akan ada problem jika ada TDP (Tivoli Data Protection) for appliction di mesin tersebut.
Permasalahannya, kita tidak bisa mengupgrade API 64bit dan 32bit sekaligus jika pada installasi sebelumnya (v5.2) API 32bit tidak terinstall (upgrade akan gagal karena tidak ditemukan API 32bit previous install). Solusinya, kita tidak dapat upgrade-replace, melainkan remove dulu TSM API yang ada, lalu lakukan install versi terbaru.
Setelah melakukan upgrade masih ada satu step tambahan. Berbeda dengan versi 5.2, sejak v5.3, TSM mewajibkan file dsmerror.log ditulis oleh user non-root. Jika dimesin anda terinstall TDP, jangan lupa lakukan chown file dsmerror.log ke user aplikasi yang bersangkutan (misalnya terinstall TDP oracle, lakukan chown file dsmerror.log ke user oracle). Atau yang paling mudah (namun agak risky), lakukan perintah chmod 777 file dsmerror.log (note: Untuk mengetahi dimana file dsmerror.log berada, check configurasi pada file /usr/tivoli/tsm/client/bin/dsm.sys atau /etc/environment. Defaultnya berada di direktori /usr/tivoli/tsm/client/api/bin64/
Semoga berhasil!
Langganan:
Postingan (Atom)