Tujuan perjalan ke Bangkok adalah Training (teknis) sebuah produk dari IBM seputar Bussines Service Management, skill yang dikejar tayang karena dalam waktu dekat saya harus melakukan POC dan Implementasi di dua Bank berskala Nasional. Pengajarnyanya seorang wanita paruh baya berasal dari US (dimasa kecilnya beliau pernah tinggal di Indonesia selama beberapa tahun). Yang unik dari beliau adalah suka sekali dengan buah jambu Bangkok (mentang-mentang di Bangkok). Setiap hari yang dicari adalah buah jambu Bangkok. "Memangnya di US ga ada miss?" tanya saya. "Ada sih tapi mahal", jawabnya. "Sekilonya sekitar USD 35-40". Wow... mahal banget untuk sekilo jambu.
Training yang cuma 3 hari tidak bisa saya ikuti dengan efektif. Kendalanya adalah laptop saya mulai "mejen" (beeraaattt) ketika mulai masuk materi advanched Lab. Laptop Thinkpad Z61t milik saya bersenjata Memory 1GB tidak cukup kuat menjalankan dua VMWare instance bersama-sama. Selai itu, VMWare image yang harus dimainkan total Sizenya sekitar 36GB, hampir 50% dari kapasitas HDD yang saya miliki (saya harus hapus banyak file sebelum memulai). I know, dari awal memang sudah diberitahu requirement minimalnya adalah 2GB, tapi saya tidak menyangka juga tidak kebagian laptop latihan dari Class coordinator. However, rekan sekelas lain yang bersenjata memory 2GB di laptopnya pun mengeluh (lambat) juga.
Kekurangan memory ini menyebabkan saya langsung mengupgrade memory dan HDD laptop setibanya di Jakarta. Hey, memory laptop sudah murah ternyata. satu keping memory DDR2 2GB saya beli seharga 450 ribu saja di Manggadua mall.
Kembali tentang training, Selain masalah laptop training session berjalan dengan mulus dan berakhir dengan foto bersama.
Karena training tiga hari dan masa saya di Bangkok 5 hari, tentunya ada dua hari untuk jalan-jalan sekitar bangkok. Hari pertama (setelah training) saya jalan ke beberapa Mall dan plaza, diantaranya pantip plaza (IT mall), Siam Center dan MBK plaza. Kalau ingin belanja oleh-oleh Cinderamata khas Thailand, bisa dicari di MBK plaza. Namun sesungguhnya ada banyak tempat belanja murah yang mirip-mirip ITC mangga dua atau Cempaka Mas di Jakarta. karena saya bukan tukang belanja (tapi ada beban untuk bawa oleh-oleh khas thailand), pilihan belanja di MBK plaza.
Berikutnya saya coba jalan-jalan agak jauh dikit, Menyusuri sungai Chao Praya naik turis boat. Ongkosnya lumayan murah, sekitar 20 Bath (Rp 6000) sekali jalan atau 120 Bath (Rp 36000) untuk unlimited travel (seharian sampai puas) . Jika anda ke Bangkok jangan lewatkan perjalanan menyusuri sungai ini karena banyak objek-objek menarik disepanjang aliran sungai.
Sekarang sudah kembali di Jakarta dengan selamat, kembali pada kesibukan dan rutinitas seperti biasa.
20 Maret 2008
06 Maret 2008
Kangen anak-anak
Dua minggu belakangan saya agak jauh nih sama anak-anak, minggu kemarin mereka diajak nginep di rumah bude-nya sampai seminggu lebih, sekarang gantian saya yang dines keluar negri. Heran yah, kalau ada anak-anak suka seniwen tapi kalau ga ada anak-anak malah kangen.
Si lutfan umurnya sudah 3 tahun 4 bulan. Perbendaharaan katanya masih sedikit dan masih belum lancar bicara namun demikian, sudah bisa dibilangin dan mengerti kalau disuruh atau dilarang. Walaupun badannya kelihatan padat berisi, sebenarnya si lutfan ini masih susah makan. Kesukaannya kentang goreng, keju, pizza, roti dan mie ayam (koq makanan import semua sih?) tapi masih susah disuruh makan nasi. Untungnya anak ini sehat dan jarang sakit.
Lyra, Bulan depan umurnya genap 2 tahun. Yang ini tidak terasa tiba-tiba sudah bukan bayi lagi. Dari tampang kelihatan anak ini kayaknya kalau udah besar bakalan galak dan judes. Dibanding abangnya, lyra justru tidak terlalu kolokan sama ibunya, namun lebih lengket sama babenya (mungkin jarang ketemu ya), kalau digendong, digandeng atau dipakaikan baju pasti milih-milih orang dengan prioritas pertama saya, lalu istri saya, mertua dan terakhir pembantu. Masih seperti dulu, kalau menangis suaranya keras seperti mobil blanwir, tapi kalau lagi ceria anak ini sangat menyenangkan.
Dan yang paling membahagiakan adalah melihat kedua anak saya tumbuh sehat, akur dan main bersama. Masih beberapa hari lagi ketemu dengan mereka. Emm.. kangen sama ibunya juga sih.
Si lutfan umurnya sudah 3 tahun 4 bulan. Perbendaharaan katanya masih sedikit dan masih belum lancar bicara namun demikian, sudah bisa dibilangin dan mengerti kalau disuruh atau dilarang. Walaupun badannya kelihatan padat berisi, sebenarnya si lutfan ini masih susah makan. Kesukaannya kentang goreng, keju, pizza, roti dan mie ayam (koq makanan import semua sih?) tapi masih susah disuruh makan nasi. Untungnya anak ini sehat dan jarang sakit.
Lyra, Bulan depan umurnya genap 2 tahun. Yang ini tidak terasa tiba-tiba sudah bukan bayi lagi. Dari tampang kelihatan anak ini kayaknya kalau udah besar bakalan galak dan judes. Dibanding abangnya, lyra justru tidak terlalu kolokan sama ibunya, namun lebih lengket sama babenya (mungkin jarang ketemu ya), kalau digendong, digandeng atau dipakaikan baju pasti milih-milih orang dengan prioritas pertama saya, lalu istri saya, mertua dan terakhir pembantu. Masih seperti dulu, kalau menangis suaranya keras seperti mobil blanwir, tapi kalau lagi ceria anak ini sangat menyenangkan.
Dan yang paling membahagiakan adalah melihat kedua anak saya tumbuh sehat, akur dan main bersama. Masih beberapa hari lagi ketemu dengan mereka. Emm.. kangen sama ibunya juga sih.
04 Maret 2008
Trip to Bangkok (1)
Dua minggu lalu ada penawaran dari bos untuk pergi training ke bangkok, langsung saya saya iyakan. I need break boss!. Sudah beberapa bulan ini begitu suntuk dengan kerjaan yang belum kelar-kelar (juga) sampai sekarang (oleh karena itulah blog ini miskin postingan).
Jadi ini adalah perjalanan pertama saya ke Thailand. Kebetulan sendirian saja dan tidak punya satu orang kenalan pun disana. Namun perjalanan tidak saya persiapkan dengan matang karena kesibukan. Sehari sebelum keberangkatan, saya baru cari-cari hotel dan melakukan reservasi (via internet). Alhamdulillah saya bisa melakukan reservasi via asiatravel. kalau tidak, mungkin saya bisa terlantar begitu sampai di Bangkok karena tidak tahu mau kemana dan cari hotel dimana.
Tiket sebelumnya telah diurus oleh bagian admin. Saya diberi pilihan antara Garuda atau Malaysia Airlines. penerbangan garuda ke bangkok jadwalnya malam hari (sampai Bangkok jam 2 pagi) jadi saya prefer menggunakan Malaysia Airlines yang berangkat jam 11 pagi. Ada pilihan menggunakan SQ dan Thai airlines tapi lebih mahal.
Pesawat transit sebentar di bandara KL. mengingatkan saya tahun lalu saya pernah kesini dan sholat di mushola yang sama. Sekitar dua jam kemudian akhirnya mendarat dengan selamat di bandara Svarnabhumi, bangkok. Ini adalah bandara Internasional Bankok yang baru (di resmikan tahun 2006). Dari bandara menuju hotel ditempuh dalam waktu kurang lebih setengah jam menggunakan taxi via tol. Agak aneh dengan taxi driver yang saya tumpangi. Isi bagasinya penuh dengan barang pribadi si supir dan dashboard depan penuh dengan tempelan pernak pernik foto keluarga, hiasan jam, album CD dan bahkan ybs memperlihatkan album foto keluarga. Tapi yang paling parah adalah ini taxi tanpa argo. Total yang saya harus bayar termasuk 2x tol (75 bath) dan airport surcharge (50 bath) adalah 450 bath atau sekitar Rp 150 ribu rupiah. Saya tidak tahu berapa tarif normal untuk jarak sejauh itu (memang lumayan jauh sih) Tapi saya pikir masih bisa diterima lah, kalau di jakarta jarak segitu mungkin tarifnya 80-100 ribu rupiah diluar tol dan surcharge.
Bangkok adalah sebuah kota yang padat, itu kesan pertama saya pertama kali jalan-jalan menyusuri trotoar jalan raya di malam hari tidak lama setelah saya sampai di hotel. Dibanding Jakarta, bangkok terkesan lebih padat karena infrastruktur jalan raya yang lebih ruwet, ditambah statiun BTS (=MRT di singapura). Namun suasana tidak jauh berbeda dengan di Jakarta. Banyak pedagang kaki lima, lalulintas yang padat, pasar yang becek dan lain-lain.
Sementara segini dulu laporan pandangan mata.
Jadi ini adalah perjalanan pertama saya ke Thailand. Kebetulan sendirian saja dan tidak punya satu orang kenalan pun disana. Namun perjalanan tidak saya persiapkan dengan matang karena kesibukan. Sehari sebelum keberangkatan, saya baru cari-cari hotel dan melakukan reservasi (via internet). Alhamdulillah saya bisa melakukan reservasi via asiatravel. kalau tidak, mungkin saya bisa terlantar begitu sampai di Bangkok karena tidak tahu mau kemana dan cari hotel dimana.
Tiket sebelumnya telah diurus oleh bagian admin. Saya diberi pilihan antara Garuda atau Malaysia Airlines. penerbangan garuda ke bangkok jadwalnya malam hari (sampai Bangkok jam 2 pagi) jadi saya prefer menggunakan Malaysia Airlines yang berangkat jam 11 pagi. Ada pilihan menggunakan SQ dan Thai airlines tapi lebih mahal.
Pesawat transit sebentar di bandara KL. mengingatkan saya tahun lalu saya pernah kesini dan sholat di mushola yang sama. Sekitar dua jam kemudian akhirnya mendarat dengan selamat di bandara Svarnabhumi, bangkok. Ini adalah bandara Internasional Bankok yang baru (di resmikan tahun 2006). Dari bandara menuju hotel ditempuh dalam waktu kurang lebih setengah jam menggunakan taxi via tol. Agak aneh dengan taxi driver yang saya tumpangi. Isi bagasinya penuh dengan barang pribadi si supir dan dashboard depan penuh dengan tempelan pernak pernik foto keluarga, hiasan jam, album CD dan bahkan ybs memperlihatkan album foto keluarga. Tapi yang paling parah adalah ini taxi tanpa argo. Total yang saya harus bayar termasuk 2x tol (75 bath) dan airport surcharge (50 bath) adalah 450 bath atau sekitar Rp 150 ribu rupiah. Saya tidak tahu berapa tarif normal untuk jarak sejauh itu (memang lumayan jauh sih) Tapi saya pikir masih bisa diterima lah, kalau di jakarta jarak segitu mungkin tarifnya 80-100 ribu rupiah diluar tol dan surcharge.
Bangkok adalah sebuah kota yang padat, itu kesan pertama saya pertama kali jalan-jalan menyusuri trotoar jalan raya di malam hari tidak lama setelah saya sampai di hotel. Dibanding Jakarta, bangkok terkesan lebih padat karena infrastruktur jalan raya yang lebih ruwet, ditambah statiun BTS (=MRT di singapura). Namun suasana tidak jauh berbeda dengan di Jakarta. Banyak pedagang kaki lima, lalulintas yang padat, pasar yang becek dan lain-lain.
Sementara segini dulu laporan pandangan mata.
Langganan:
Postingan (Atom)