14 Juni 2007

Jarak Antara Dua Kedudukan di Muka Bumi

(serial navigasi langit #1)

Dalam skala kecil, permukaan bumi dapat diasumsikan sebagai bidang datar. Untuk skala yang lebih luas, asumsi ini tidak dapat diterapkan mengingat pada kenyataannya permukaan bumi berbentuk lengkungan bola. Asumsi bumi datar hanya dapat diterapkan sejauh kesalahan jarak dan sudut yang terjadi akibat efek kelengkungan bumi masih dapat diabaikan.

Lingkar paralel adalah lingkaran yang memotong tegak lurus terhadap sumbu putar bumi. Lingkaran paralel yang tepat membagi dua belahan bumi utara-selatan yaitu lingkar paralel 0o disebut lingkaran equator. Lingkar paralel berharga positif ke utara hingga 90o pada titik kutub utara dan sebaliknya negatif ke selatan hingga -90o pada titik kutub selatan. Lingkar meridian adalah lingkaran yang sejajar dengan sumbu bumi dan memotong tegak lurus bidang equator. Setengah garis lingkar meridian yang melalui kota Greenwich di UK (dari kutub utara ke kutub selatan) disepakati sebagai garis meridian utama, yaitu longituda 0o. Setengah lingkaran tepat 180o di belakang garis meridian utama disepakati sebagai garis penanggalan internasional. Kedua garis ini membagi belahan bumi menjadi belahan barat dan belahan timur.

Jarak terpendek diantara dua titik pada suatu permukaan bola adalah garis lengkung yang disebut dengan Lingkaran Besar (Great Circle). Sebuah pesawat yang melakukan penerbangan dari suatu titik kedudukan di permukaan bumi menuju titik berikutnya diharapkan melalui lintasan sepanjang busur lingkaran besar yang melalui dua titik tersebut. Dengan cara ini jarak yang ditempuh antara dua titik tersebut akan minimal. Pada kenyataannya, hal ini sulit untuk direalisasikan. Sebuah pesawat yang menjalani lintasan lingkaran besar setiap saat harus mengubah arah terbang pesawat, karena lingkaran besar memotong lingkar meridian pada sudut yang berbeda-beda di tiap titik, kecuali jika lingkaran besar itu sendiri adalah lingkar equator. Pesawat terbang biasanya menjalani lintasan yang disebut dengan Rhumb Line. Rhumb line memotong lingkar meridian dengan besar sudut yang tetap (constant azimuth) sehingga setiap pesawat yang menjalani lintasan rhumb line tidak perlu merubah arah terbang pesawat selama perjalanan. Dengan demikian seorang pilot akan lebih menyukai terbang melalui lintasan rhumb line, karena ia tidak perlu merubah arah terbang pesawat setiap saat. Namun karena jarak lintasan rhumb line selalu lebih panjang dibanding lintasan melalui lingkaran besar untuk dua titik yang sama, hal ini menjadi masalah pada efesiensi waktu dan bahan bakar untuk setiap misi penerbangan.

Gambar di sebelah memperlihatkan perbedaan antara garis lingkaran besar dan rhumb line. Perhatikan untuk lintasan terbang sepanjang lingkaran besar, azimuth pada setiap titik potong antara lingkaran besar dengan lingkar meridian (Az1, Az2 ... Az5) semakin lama semakin besar, sementara itu pada lintasan terbang sepanjang rhumb line, azimuth pada setiap titik potong antara rhumb line dan lingkar meridian selalu sama.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Kenapa bulat, bulat seperti apa, apa seperti bola, kenapa tidak lonjong saja seperti telur. Apa yang mempengaruhinya. Bukankah bulat juga sebuah penyederhanaan?.

Unknown mengatakan...

Yaa bulat seperti bola pak. Memang benar bentuk bumi yang asli tidaklah bulat sempurna (agak lonjong) namun pendekatan bumi sebagai bola sempurna masih cukup relevan untuk sebagian besar kebutuhan, termasuk penentuan kedudukan dengan tingkat presisi yang relatif rendah.

Aji Permana mengatakan...

Ech dalam memperhitungkan jarak itu, lalu kita memakai rumus apa??
Kenapa tidak dijelaskan sekalian rumusnya??
Padahal itu yg paling penting.

Unknown mengatakan...

bumi melengkung setiap berapa KM????
dan berapa derajat lengkungan ny????